salah satu adegan 12 years a slave (foto: blogspot) |
Review Film 12 Years a
Slave - Kebebasan
merupakan cita-cita manusia. Kebebasan dianggap menjadi suatu cara menjadi
manusia lebih manusiawi. Termasuk bagaimana upaya menjaga kebebasan suatu
kelompok dari kelompok lain.
Potret itulah
yang diusung di dalam film 12 Years a
Slave. Film yang digawangi sutradara Steve McQueen ini mengisahkan
kehidupan perbudakan di Lousiana. Menceritakan nasib seorang budak kulit hitam
Solomon Northup.
Solomon
merupakan seorang bapak yang baik dan ceria bagi keluarga, istri dan anaknya.
Tetapi, berlatar perang sipil, Solomon diculik. Dia tak punya upaya menyatakan
kebenaran. Akhirnya dia dijual sebagai budak ke Lousiana.
Kehidupan
Solomon berubah. Tak lagi mendapati keluarganya. Tak lagi mampu menemani
keluarganya. Solomon telah menjadi budak. Tak ada lagi komunikasi dengan anak
dan istrinya. Di tempat perbudakan, dia menjadi pekerja paksa di kawasan
pertanian. Memetik hasil tani, seperti kapas. Sesekali dia mengingat
keluarganya. Di sana pula dia tak dikenal sebagai Solomon, melainkan Platt.
Solomon mendapat
dua kali pertukaran majikan. Pertama, dia bersama majikan Wiliam Ford. Kedua,
bersama majikan Edwin. Pada masa majikan kedua, Solomon mendapat perlakuan
keji. Kerja paksa dan pengawasan cukup tinggi. Hukuman cambut selalu mengintai.
Akibatnya, tekanan membuat dirinya terus berpikir untuk keluar dan membicarakan
kebenaran serta keadilan.
Di kamp
perbudakan, dia mendapati teman seorang kulit putih, Armsby. Begitu respeknya
Armsby kepada bapak yang biasa dipanggil Platt itu. Suata malam, Platt
berpikir, sarat merupakan langkah terbaik menceritakan sesungguhnya kepada
rekan yang dia kenal. Hingga suatu malam, Platt meminta Armsby mengirimkan
surat. Namun, Armsby berkhianat. Armsby adalah mata-mata yang ditugasi untuk mengawasi
kehidupan para budak.
Platt terus
berusaha berkirim surat ke Marsville. Tujuannya, memberitahu perihal
kehidupannya sebagai buruh dan jatidiri Platt sesungguhnya.
Platt sebagai
buruh akhirnya diketahui oleh James Burch. James mendapat surat tentang
tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada Platt. James menjemput dan memastikan
Platt di kebun kala memetik kapas. Platt bukanlah Platt, melainkan Solomon
Northup.
James membawa
Solomon ke tempat semula, tempat keluarga besarnya tinggal. Setelah 12 tahun
tak bertemu keluarga, banyak kehidupan keluarga Solomon yang berubah. Salah
satunya, anak Solomon telah menikah dan memiliki anak. "Ini cucumu,"
kata anak perempuan Solomon.
Pada akhir film
peraih penghargaan Golden Globe ini, setelah bebas dari perbudakan, Solomon
berupaya memperjuangkan kehidupan perbudakan melalui jalur hukum. Namun,
hasilnya tidak seauai harapan kaum perbudakan. Selanjutnya Solomon menerbitkan
buku, pada 1853, 12 Tahun. Hingga kini, sebab kematian Solomon tidak diketahui.
Namun, dia telah menjadi tokoh pejuang kebebasan bagi kelompok tertindas,
kelompok kulit hitam.
Nice article! Lagi belajar nulis, semoga bisa kaya sampean nantinya :p http://leonardfresly.blogspot.com/
ReplyDeleteSmoga lancar menulisnya...
ReplyDelete