ARTIKEL PINTASAN

Wednesday, September 9, 2015

Rupiah Lemah, Blogger Bahagia

Rupiah dan Dolar (Foto: Blogspot)
Rupiah melemah. Rupiah loyo. Rupiah keok. Harga komoditas impor naik tajam. Biaya transportasi ekspor naik. Begitulah sekelumit suara-suara lirih belakangan ini di tengah realitas kapitalisme.
Ekonomi Indonesia terpuruk. Nilai tukar rupiah mencapai Rp14 ribu per dolar. Nilai yang cukup fantastis sejak era reformasi bergulir.
Pengamat bilang, masyarakat jangan panik. Tetap tenang. Tetaplah mengonsumsi sewajarnya, maksudnya jangan menurunkan tingkat konsumsi. Tukarlah dolar, jangan ditimbun. Juga sekelumit celotehan lainnya.
Dipikir-pikir soal dolar, blogger sesungguhnya bisa jadi penyelamat. Meski itu tak setangguh Iron Man atau Batman. Paling tidak, Doraemon tak selalu dihrapkan hadir di kala kesusahan.
Beberapa stasiun televisi sempat menayangkan liputan seputar blogger meraup untung di masa pelemahan rupiah ini. Mereka menulis lepas, dibayar dolar. Mereka membuat aplikasi lepas, dibayar dolar. Mereka mereview produk, dibayar dolar. Mereka bekerja, dolar pun mengalir ke Tanah Air.
Bayangkan, jika mereka mendapat 100 dolar AS per bulan. Itu artinya, saat ini mereka bisa meraup Rp1.400.000. Kalau sebelumnya, mungkin hanya berkisar Rp1.200.000. Ada kenaikan pendapatan sebesar Rp200.000. Ini impact yang mereka rasakan secara langsung. Tentu di sisi lain aliran angka berdasarkan nilai dolar tadi masuk ke Indonesia. Akumulasinya, meski kecil, berdampak terhadap perekonomian nasional. Bayangkan saja, ada berapa blogger di Tanah Air ini?
Memang rasio blogger masih kecil dibanding bisnis atau industri penyedot dolar lainnya. Cuma industri kreatif yang masih dianggap "mistis" bagi sebagian masyarakat. "Di rumah mulu kok bisa dapat duit? Macam mana bisa?" begitu uangkapan sebagian masyarakat. Untung tidak pemerintah yang berceloteh demikian.
Pemerintah sudah "menolong" blogger? Paling tidak menciptakan regulasi yang membuat mereka adem ayem. Paling tidak memberi jaminan agar blogger tetap hidup di Tanah Air. Kalau bukan pemerintah, siapa lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes