![]() |
ilustrasi (foto: aryofineart.blogspot.com) |
Akademisi: Menikmati Wayang Ada Tiga Tahap - Akademisi dari Sanata Dharma, St
Sunardi, menyatakan bahwa menikmati wayang bukan hanya pada tatanan kenikmatan
seni semata. Dia menegaskan, untuk menikmati wayang perlu tiga tahap yang harus
dilampaui.
“Pertama, tahap paling permukaam,
menikmati wayang berdasarkan lakonnya. Bila telah melampaui tahap ini,
selanjutnya ke tahap yang lebih dalam lagi,” kata pengajar Ilmu Religi dan
Budaya Sanata Dharma itu, dalam diskusi “Epos Mahabarata”, Senin (10/11), di
Pesantren Kaliopak, Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
Selanjutnya ialah tahap “raos”. Tahap
ini merupakan tahap pemaknaan atau disebut “neges”. Penikmat wayang melakukan
pemaknaan lebih luas dari apa yang ia ketahui perihal kehidupan.
Tahap terakhir, tambah penulis buku
tentang estetika ini, ialah tahap beber. Pada tahap ini penikmat wayang
membutuhkan refleksi yang lebih jauh dengan menghubungkan realitas dengan hasil
pemaknaan. Kemudian hasilnya disebarkan hingga menjadi pemaknaan yang terus
berkelanjutan.
Selain St Sunardi, dalam
diskusi yang menjadi rangkaian “Pekan Peringatan 11 Tahun Wayang Pusaka
Kemanusiaan Dunia: Pengukuhan UNESCO 2003-2014” ini juga menghadirkan filolog
Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Wanu J Widya Saputra. Sejalan dengan
Sunardi, akademisi UGM ini memaparkan bahwa bahasa merupakan pengemas nilai
sakralitas. Tanpa bahasa asli, wayang akan sangat sulit terjaga nilai
sakralitasnya, sehingga akan sulit pula mencapai tahapan yang lebih dalam.
Diskusi ini dilakukan
dalam rangkaian “Pekan Peringatan 11 Tahun Wayang Pusaka Kemanusiaan Dunia:
Pengukuhan UNESCO 2003-2014”. Kegiatan dilaksanakan Pesantren Kaliopak dan
lokasi terpusat di Pesantren Kaliopak, Dusun Klenggotan, Piyungan, Bantul,
sejak 10 November 2014 hingga 06 Desember 2014.
Berita Rilis
Tim Media Kaliopak
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.