ARTIKEL PINTASAN

Monday, May 19, 2014

Pembangunan Infrastruktur Lamban


 
ilustrasi peta pantura (foto: blogspot)
Pembangunan Infrastruktur Lamban - Penyokong utama pendistribusian barang masih belum memadai. Pembaharuan jalur, renovasi bandara, hingga pembukaan jalur baru tidak urung diselesaikan. Lambannya pembangunan infrastruktur ini mengakibatkan perkembangan ekonomi juga melamban.
Di beberapa ruas jalur utama, seperti Jalur Pantai Utara, masih banyak lubang. Apalagi nadi perekonomian Pulau Jawa itu kerap banjir, sehingga mengganggu ritme dan frekuensi pendistribusian barang. Belum lagi persoalan buruknya jalur dan buruknya layanan di luar Pulau Jawa.
Pengamat Ekonomi asal UGM, A Tony Prasetianto, menilai, seperti tertera di kolom Kompas, Senin (19/05), buruknya jalur Pantura menyebabkan tingginya biaya logistik. Kondisi ini pula yang menyebabkan laju inflasi semakin tinggi, khususnya di Pulau Jawa.
“Jika diasumsikan biaya transportasi menyumbang 5 hingga 10 persen dalam proses produksi, potensi penurunan inflasi bisa 0,35 persen hingga 1 persen. Sepertinya angka ini kecil, tetapi tetap mengandung arti strategis dalam upaya menekan inflasi yang masih tinggi, 7,25 persen. Inflasi ideal untuk Indonesia adalah di bawah 5 persen,” tulis Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM ini.
Pemangku kepentingan, seperti pebisnis logistik, menilai, pemutakhiran jalur transportasi lama serta pembukaan jalur baru akan membuka peluang daya saing. Artinya, masyarakat pedesaan dianggap bisa bersaing dengan masyarakat nonpedesaan maupun masyarakat asing. Guna menghadapi pasar bebas ASEAN tahun depan, 2015, Asosiasi Logistik dan Forwarder, seperti diberitakan Kompas, Senin (19/05), negara ini perlu mereformasi infrastruktur dan hal-hal terkait lainnya.
Masih mengutip Kompas, masalah pembangunan infrastruktur sudah terdeteksi. Masalahnya ialah pembiayaan. Kerjasama pemerintah dan pihak swasta merupakan satu cara mengatasi masalah tersebut.

Pintu gerbang “kebebasan ekonomi” se-ASEAN akan digelar tahun depan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tanpa persiapan atau pembekalan pengetahuan maupun kesadaran mau tidak mau harus siap menghadapi pasar bebas tersebut. Komoditas dan pertukaran uang akan jauh lebih cepat karena percepatan interaksi pelaku bisnis di Tanah Air dengan pelaku bisnis negara ASEAN lainnya.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes