ARTIKEL PINTASAN

Friday, April 4, 2014

Real Madrid VS Dortmund, Individual dan Egoisme




Bale mencetak gol ke gawang Borussia Dortmund (foto: blogspot)
Real Madrid VS Dortmund, Individual dan EgoismeDi jalan raya sekitar ¾ ruas jalan digunakan oleh mobil. Kadang kada mobil diparkirkan di sisi jalan. Katakanlah, jika lebar jalan raya hanya 5 meter, 4,5 meter di antaranya kerap “termakan” oleh mobil. Begitupun ruas untuk parkir, hampir 1,5 meter “dimakan” hanya untuk parkir. Padahal, lahan yang digunakan untuk parkir tersebut adalah ruas yang ditujukan untuk jalanan umum.
Hal lain, misalnya, instrumen musik, bagaimana soundsystem yang megah lebih “mencemari” suara. Soundsystem itu tentu bukan semata soundsystem, melainkan suatu apa yang tampak dari instrumen-instrumen musik nan megah lainnya, seperti gitar listrik dan sebagainya. Berbeda halnya dengan instrumen akustik (arti akustik dalam teori musik).
Dalam konteks sosial secara luas, misalnya, masyarakat metropolis lebih aktraktif dan lebih “buas” menggerus kekayaan alam dibandingkan masyarakat pedesaan. Keatraktifan demi mencapai keuntungan. Seakan (sengaja) melupakan keterbatasan diri dan melupakan serpihan (pembagian) waktu dalam sehari.
Begitulah tiga serpihan dari realitas kehidupan saat ini. Uang “bekerja” lebih atraktif, sebagai simbol kekayaan. Uang lebih memikat dibandingkan hal-hal yang tidak terkait dengan uang. Benda yang terbuat dari kertas dan logam, yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, bekerja dan memikat manusia sedemikian rupa. Pikiran manusia pun mengabaikan di luar hal-hal yang berkaitan dengan uang. Karakter yang membesarkan diri di atas uang seutuhnya akan terbentuklah manusia yang egois, bekerja sangat individual (Marx memandang sebagai keterasingan di dalam sistem kapitalisme).
Keterasingan manusia, yang menjadi individu-individu di tengah masyarakat (kelompok). Begitulah beberapa kali pemain-pemain Real Madrid seakan terasing, di dalam laga perempat final Liga Champions Real Madrid VS Borussia Dortmund, Kamis (03/04), di stadion Real Madrid. Mengangkat tangan kala rekan setim lainnya menggiring bola. “Aku di sini, hey! (sambil mengangkat tangan),” begitu kira-kira salah seorang pemain sayap Real Madrid kala melihat rekannya menggiring bola ke daerah pertahanan lawan.
Real Madrid adalah ikon klub sepakbola modern. Hidup di atas gelimangan harta (uang). Membangun tim juga tidak terlepas dari kekuatan harta. Setidaknya hal itu terlihat dari transfer Real Madrid. Pada musim transfer 2013-2014 Real Madrid melakukan pembelian pemain termahal, Gareth Bale, dari Tottenham. Padahal, klub Ibukota Spanyol itu telah memiliki pemain mahal, Cristiano Ronaldo. “Ronaldo telah hilang kendali dan terlalu lupa daratan. Dia terlalu meninggikan dirinya sendiri. Dia seharusnya belajar dari Lionel Messi, dan itu akan menghilangkan tingkah lakunya yang arogan,” kata Wlater Pandiani, striker Uruguay.
Individualisme dan egoisme Real Madrid memang tidak berasal dari keseluruhan pemain. Namun, Real Madrid didominasi oleh pemain-pemain yang memiliki kedua. Sebut saja ikonnya ialah Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.
Seperti permainan biasanya, Real Madrid selalu mengedepankan permainan bola silang panjang dan umpan-umpan panjang. Model ini tentu membutuhkan keunggulan individual pemain, membutuhkan egoisme pemain kala di depan gawang lawan. Seperti itulah, gol pertama Real Madrid tercipta melalui aktualisasi egoisme Gareth Bale, pada babak pertama. Begitu pula gol yang diciptakan oleh Cristiano Ronaldo, mengutamakan peluang gol diri sendiri meskipun peluang itu membawa keunggulan atas tim tamu, Borussia Dortmund. Bahkan, pada suatu kesempatan, pada babak kedua, Gareth Bale mengecewakan salah satu pemain sayap Real Madrid. Gareth Bale mampu menggiring bola ke jantung pertahanan Dortmund, namun ia melepaskan tembakan tanpa terlebih dahulu melihat posisi pemain lainnya. Padahal, salah satu pemain telah berdiri bebas, dan akan mendekati keberhasilan gol jika pemain tersebut diberi umpan oleh Garet Bale. Meski begitu, Los Blancos mampu unggul 3-0 atas Dorussia Dortmund.
Di sisi lain, Borussia Dortmund hanyalah tim yang menampilkan permainan tim seutuhnya. Strategi penusukan melalui sayap kerap gagal ditampilkan para pemain Borussia Dortmund, yang bermain tanpa Lewandowski. "Kekuatan terbesar kami terletak pada semangat juang yang tak kenal kompromi,” ujar salah satu pemain belakang Borussia Dortmund.

Pertandingan Real Madrid VS Borussia Dortmund menunjukkan kecenderungan bahwa harta (uang) memang mengalahkan apa-apa yang bukan harta di tengah-tengah kehidupan serba mesin ini.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes