ilustrasi (foto: blogspot) |
Memahami Latar Belakang Keluarga - Terutama dalam
memahami latar belakang keluarga ialah sosok orangtua. Orangtua akan menurunkan
jejak-jejaknya kepada anak. Setelah memahami siapa orangtuanya, dapatlah
memahami keluarga secara keseluruhan.
Cerita pendek
(cerpen) Kompas hari ini, Minggu 20
April, Angela, karya Budi Darma,
menyiratkan hal demikian. Berikut petikannya, perihal dialog memahami latar
belakang keluarga.
“Burhanto, kamu
tahu saya punya darah pembunuh. Tengok Pablo dan Pedro. Saya punya darah judi.
Tengok pula Pablo dan Pedro. Mereka pewaris tulen darah nenek moyang Vicario.
Semua terbelit judi. Semua jatuh miskin. Darah saya hitam, Burhanto. Kotor.
Darah kamu putih. Kalau saya jadi istri kamu, anak turun kita mewarisi darah
kamu.”
Saya teringat
akan curhatan sahabat saya. Dia menceritakan bagaimana penyesalan kecilnya
karena gagal memahami kekasihnya melalui bagaimana cara dia memahami latar
belakang keluarga kekasihnya ketika itu. “Kita harus tahu, bahwa darah orangtua
itu mengalir ke tubuh anak,” begitu kira-kira pernyataan sahabat saya yang
berprofesi wartawan itu.
“Aku tidak
percaya. Aku lebih percaya pembentukan karakter itu faktor terbesarnya dari
lingkungan,” kataku menimpali pernyataan tersebut.
“Paling tidak,
emosinya itu. Sejauh apa pun nanti anak dan orangtua, ada emosi orangtua yang
tertanam di dalam anak,” kata dia menimpali lagi.
Saya mengalah,
memilih diam. Dalam benak saya, toh memang keduanya berpengaruh dalam
pembentukan karakter seseorang. Hanya saja persoalannya keterpengaruhan
terbesar.
Orangtua saya
adalah petani dan pedagang. Kalau saya meyakini seutuhnya cara pikir darah
keturunan dalam memahami latar belakang keluarga, sudah barang tentu saat ini
saya sudah menggarap tanah, sebagai petani. Atau, barangkali saya jadi seorang
pedagang tulen.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.