ARTIKEL PINTASAN

Saturday, March 22, 2014

Mencari Tahu




 
ilustrasi (foto: blogspot)
Mencari Tahu - Terbayangkah apabila seluruh penghuni negara ini malas? Tentu negara ini akan menjadi negara tertinggal. Negara ini akan menjadi negara terbelakang. Tidak ada kesejahteraan. Tidak ada inovasi-inovasi. Bahkan, tidak akan ada kedekatan manusia dengan Yang Ilahi.
Malas bukan semata enggan bekerja dalam artian akumulatif ekonomi. Malas di sini lebih pada keengganan bertindak maupun enggan mencari tahu.
Merujuk pemahaman teologis, pengikut Nabi Muhammad telah diperintahkan bahwa mencari tahu tidak hanya ditujukan pada satu jenis kelamin. Baik perempuan maupun laki-laki diarahkan untuk mencari tahu. Mencari tahu dengan jalan yang mungkin mampu ditempuh, seperti filsafat, sains, hingga keagamaan itu sendiri (kalam). Mencari tahu berarti berusaha mengetahui. Dalam bahasa Arab, ilm(i) –di Indonesiakan menjadi “ilmu”- berarti mengetahui.
Dalam hal ini, seperti apa yang diutarakan Iman Ghazzali, ilmu terbagi dua bagian. Pertama, ilmu agama atau disebut syariah. Kedua, ilmu yang bukan agama atau disebut ghair syariah. Ilmu yang bukan ilmu agama ini di antaranya Bilogi, Fisika, dan semacamnya.
Sahidalloh annahuu lailahaillahuwa walmalaaikatu waulul’ilmi khoimambiqisd laa ilahaillahuwal ajizulhakim (Ali Imran: 18). Artinya, sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Dia, yang menegakkan keadilan. Demikian pula halnya para malaikat dan orang-orang berilmu menyatakan. Tidak ada Tuhan kecuali Dia.
Apa yang pertama kita pahami dari ayat tersebut? Pertama, bahwa pengarahan mencari ilmu tidak semata-mata pada kaum adam semata. Tidak tepat apabila, pandangan patriarki, menyatakan bahwa perempuan tidak layak mencari ilmu setinggi-tingginya. Perempuan juga turut diarahkan mencari ilmu. Karena itulah kosa kata yang digunakan adalah “orang-orang”.
Kedua, bahwa ilmu akan menuntun kita pada memahami Yang Ilahi. Orang-orang berilmu pun menyatakan demikian (tidak ada Tuhan kecuali Dia).
Meskipun pada hakikatnya mencari ilmu di sini merupakan langkah memahami Yang Ilahi. Tidak lantas semuanya akan terputus pada satu pembatas. Dunia ini berkaitan satu sama lainnya. Terstruktur hingga menjadi sesuatu yang utuh, menjadi dunia. Dengan begitu, selalu ada cara memahami Yang Ilahi tadi dengan cara ilmu masing-masing. Rujukan utama umat Islam ialah Al-quran.
Bagi mereka yang mencari ilmu pun akan ditinggikan derajatnya. Selain manfaat keutamaan tadi, pun diingatkan pula bahwa ada efek sosial bagi pencari ilmu.
Begitulah secuil kajian keagamaan ini. Semoga bermanfaat. Semoga kita semua mencari ilmu setinggi-tingginya, seperti hadis yang memerintahkan pencarian ilmu sampai ke negeri Cina.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes