Mencari Tahu - Terbayangkah
apabila seluruh penghuni negara ini malas? Tentu negara ini akan menjadi negara
tertinggal. Negara ini akan menjadi negara terbelakang. Tidak ada
kesejahteraan. Tidak ada inovasi-inovasi. Bahkan, tidak akan ada
kedekatan manusia dengan Yang Ilahi.
Malas bukan
semata enggan bekerja dalam artian akumulatif ekonomi. Malas di sini lebih pada
keengganan bertindak maupun enggan mencari tahu.
Merujuk
pemahaman teologis, pengikut Nabi Muhammad telah diperintahkan bahwa mencari
tahu tidak hanya ditujukan pada satu jenis kelamin. Baik perempuan maupun
laki-laki diarahkan untuk mencari tahu. Mencari tahu dengan jalan yang mungkin
mampu ditempuh, seperti filsafat, sains, hingga keagamaan itu sendiri (kalam).
Mencari tahu berarti berusaha mengetahui. Dalam bahasa Arab, ilm(i) –di
Indonesiakan menjadi “ilmu”- berarti mengetahui.
Dalam hal ini,
seperti apa yang diutarakan Iman Ghazzali, ilmu terbagi dua bagian. Pertama,
ilmu agama atau disebut syariah.
Kedua, ilmu yang bukan agama atau disebut ghair
syariah. Ilmu yang bukan ilmu agama ini di antaranya Bilogi, Fisika, dan
semacamnya.
Sahidalloh annahuu lailahaillahuwa walmalaaikatu
waulul’ilmi khoimambiqisd laa ilahaillahuwal ajizulhakim (Ali Imran: 18). Artinya, sesungguhnya
tidak ada Tuhan kecuali Dia, yang menegakkan keadilan. Demikian pula halnya
para malaikat dan orang-orang berilmu menyatakan. Tidak ada Tuhan kecuali Dia.
Apa yang pertama
kita pahami dari ayat tersebut? Pertama,
bahwa pengarahan mencari ilmu tidak semata-mata pada kaum adam semata. Tidak
tepat apabila, pandangan patriarki, menyatakan bahwa perempuan tidak layak
mencari ilmu setinggi-tingginya. Perempuan juga turut diarahkan mencari ilmu.
Karena itulah kosa kata yang digunakan adalah “orang-orang”.
Kedua,
bahwa ilmu akan menuntun kita pada memahami Yang Ilahi. Orang-orang berilmu pun
menyatakan demikian (tidak ada Tuhan kecuali Dia).
Meskipun pada
hakikatnya mencari ilmu di sini merupakan langkah memahami Yang Ilahi. Tidak
lantas semuanya akan terputus pada satu pembatas. Dunia ini berkaitan satu sama
lainnya. Terstruktur hingga menjadi sesuatu yang utuh, menjadi dunia. Dengan
begitu, selalu ada cara memahami Yang Ilahi tadi dengan cara ilmu
masing-masing. Rujukan utama umat Islam ialah Al-quran.
Bagi mereka yang
mencari ilmu pun akan ditinggikan derajatnya. Selain manfaat keutamaan tadi,
pun diingatkan pula bahwa ada efek sosial bagi pencari ilmu.
Begitulah secuil
kajian keagamaan ini. Semoga bermanfaat. Semoga kita semua mencari ilmu
setinggi-tingginya, seperti hadis yang memerintahkan pencarian ilmu sampai ke
negeri Cina.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.