ARTIKEL PINTASAN

Saturday, March 22, 2014

Menyoal Film Noir





ilustrasi (foto: blogspot)

Menyoal Film Noir - “Noir”. Apakah arti kata itu? Begitulah kira-kira para peserta diskusi menyiratkan pertanyaan atas tema diskusi malam itu, Rabu (19/03) malam di Pondok Pesantren Kaliopak, Piyungan, Yogyakarta. Hanya beberapa peserta yang memahami, paling tidak sekitar 3-4 peserta. Yang lainnya menunjukkan wajah kerut.
Beberapa menit si pembicara, Agus, dari Jogja Review, menerangkan tentang “Noir”. “Istilah Noir pertama kali diperkenalkan oleh kritikus Perancis, Nino Frank dan Jean Pierre Chartier, pada tahun 40-an. Namun, dalam sejarahnya, kemunculan film berciri Noir jauh lebih dahulu muncul dibandingkan istilah,” kata dia, membacakan teks pengantarnya, dengan gelagat gugup.
Agus terus menjelaskan berdasarkan teks pengantara yang dia buat. Dia menjelaskan berikisar 10-15 menit. Di akhir teks pengantarnya, dia melampirkan cuplikan foto film yang tergolong Noir.
Agus menjelaskan bahwa Noir merupakan satu satu gaya film. Cirinya, film tampak suram, penuh teka-teki, penokohannya berkarakter superhero, dan latar tempat tampak imajiner.
Dengan bermaksud menjelaskan apa maksud Noir lebih jauh, pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak meminta Agus menyampaikan salah satu review film yang tergolong Noir. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga itu pun memaparkan review film Psiko, yang menurut dia tergolong sebagai film Noir.
Akibat penjelasan Agus yang kurang terang, para peserta masih tampak bingung. Hingga jelang akhir perdebatan pun belum terjelaskan lebih detail mengenai Noir.
Setelah sekitar kurang dari dua jam diskusi berlangsung, di akhir diskusi, Jadul Maula melontarkan pertanyaan dasar. “Untuk apa kita mengetahui Noir? Untuk apa bagi kebudayaan kita?” kata mantan punggawa LkiS itu.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes