Mereka Layak Diperhitungkan
Mentari pagi tanggal 9
Juli mendatang merupakan pijakan asa bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hari itu, rakyat Indonesia dipersilakan
memilih orang nomor satu yang akan memimpin negeri ini. Sayangnya, pilihan masyarakat
saat ini jatuh hanya beberapa nama tokoh saja dan cenderung 4L, elo lagi elo lagi. Bosen kan? Pastinya!
Beberapa pihak
belakangan mencoba menyajikan sejumlah nama alternatif dari tokoh yang 4L tadi.
Salah satunya dari unsur kepala daerah berprestasi. Inisiatif itu lahir, dari kebuntuan
akan tambunnya oligarki (penguasaan sekelompok orang) di tubuh partai politik.
Padahal Kompas sempat menyebut suatu
hari kelak para kepala Daerah ini merupakan rahim baru kepemimpinan yang tumbuh
pascareformasi. Selain Kompas,
Majalah Tempo juga intens mengulas beberapa nama Kepala Daerah (Bupati/Walkot)
yang dianggap berprestasi.
Ambil contoh, wacana Kepala Daerah Sukses yang mulai muncul sejak sejumlah
nama kepala daerah muncul dalam deretan
calon kepala daerah terbaik dunia di 2012 silakan cek Long List World Mayor –http://www.worldmayor.com/contest_2012/longlist-2012.html.
Dua nama dari empat
nama yang muncul di list 2012 lalu itu,
kini dua nama seperti Jokowi dan Tri Rismaharini sudah disambut oleh blow up media yang luar biasa. Coba deh liat
ekspektasi para tokoh dan pengamat di bawah ini mengenai kepala daerah menjadi
Capres/Wapres suatu hari nanti:
Mereka yang Belum banyak disebut
Selain Jokowi dan Tri
Rismaharini sebenarnya ada beberapa kepala daerah lagi yang meski sudah
familiar rasa-rasanya tidak fair apabila media mainstream kurang mengekspose
kehadiran mereka. Mereka adalah Ahmad Heryawan, Basuki Purnama Tjahaja,
Isran Noor, dan Syahrul Yasin Limpo.
Apa yang membuat
mereka layak dilirik oleh partai maupun publik? Berikut rekam jejak
kepemimpinannya (track record) yang
berhasil saya himpun dari berbagai sumber.
11)
Ahmad Heryawan
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang telah kali kedua menjabat ini sepanjang kepimimpinannya di Provinsi Jawa Barat telah meraih segudang
prestasi, di antaranya meraih 111
penghargaan dari berbagai bidang. Prestasi yang paling
menonjol ialah inflasi, laju
pertumbuhan ekonomi (LPE), penduduk miskin menurun, infrastruktur dengan
kemantapan jalan provinsi 97 persen serta meningkatnya angka partisipasi
sekolah dari SD, SMP, SMA. Kiprah publik dan politiknya trenginas, membuat Aher menjadi salah satu
kandidat kuat calon presiden hasil Pemira PKS bersama Anis Matta dan Hidayat
Nur Wahid.
22)
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal sebagai Ahok
pernah diganjar penghargaan Bung Hatta Award 2013.
Ahok merupakan tokoh antikorupsi yang
memiliki visi mengampanyekan tranparasi anggaran dan kinerja,
baik pada saat menjadi Wakil Gubernur
DKI Jakarta maupun sebelumnya, saat menjadi Anggota DPRD Belitung Timur, Bupati Belitung Timur,
maupun Anggota DPR RI. Kemampuannya dalam membebaskan biaya layanan pelayanan kesehatan
gratis, saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur turut
membuat Gus Dur rela untuk menjadi
juru kampanye saat Ahok maju dalam Pemilihan Gubernur Bangka Belitung walaupun akhirnya kalah. Ahok, yang saat ini bersama Joko Widodo memimpin Jakarta, dianggap
sebagai duet yang cukup fenomenal,
karena mampu menjawab kegelisahan publik terhadap nama
yang tepat untuk memimpin Ibukota.
Kini Ahok juga mulai disebut-sebut sebagai salah satu calon kandidat alternatif dalam
menyongsong Pemilu 2014.
33)
Isran Noor
Isran pernah berani menutup 3 perusahaan asing yang bermasalah di Kutai Timurl, yakni Churcil Mining, Planet Mining, dan Miang Besar Coal Terminal. Terakhir, dia juga berani menghadapi tuntutan Churcil Mining dan Planet Mining di Arbitrase
Internasional dengan nilai tuntutan mencapai US$ 2 Miliar. Isran meniti karier panjang sebagai birokrat, sebelum
akhirnya duduk sebagai Wakil Bupati dan Bupati Kutai Timur. Sebagai Bupati Kutai Timur, banyak
terobosan yang dia lakukan, seperti pendidikan gratis hingga SMA dan pemberian insentif guru secara
proporsional berdasarkan zona keterjangkauan. Selain
itu, dia juga
mampu menekan angka kemiskinan
menjadi 6%. Isran saat ini menjabat sebagai Ketua Umum pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia
(APKASI), Isran juga sekarang menjadi Ketua Umum Penyuluh Pertanian Seluruh Indonesia
(PERHIPTANI), karena Isran dinilai memiliki concern yang kuat di bidang pertanian. Selain itu visi kemaritiman Isran yang kuat membuatnya berinisiatif untuk menghibahkan sebuah Kapal bernama KRI Kudungga kepada TNI AL. Tujuannya untuk menjaga perairan Kutai Timur dari illegal fishing. Kini Isran berhitung untuk maju
dalam kontestasi calon presiden melalui konvensi rakyat.
44)
Syahrul Yasin Limpo
Syahrul merupakan salah satu nominator bersama 3 kepala
daerah lainnya dalam ajang pemilihan Kepala Daerah Terbaik di
Dunia, “City of Mayors”. Titian karier Syahrul terbilang panjang dan murni seorang
birokrat karier, jabatan mulai dari
lurah, camat, bupati, KaBiro, Sekwilkab, wakil gubernur, hingga akhirnya
sekarang terpilih untuk kedua kalinya sebagai Gubernur. Itu menunjukan kemampuan
Syahrul sebagai seorang pemimpin dan birokrat ulung. Saat memimpin di level Luran
dan Camat, dia pernah diganjar penghargaan
sebagai lurah dan camat teladan nasional. Saat menjadi
Gubernur, ratusan penghargaan juga dia peroleh, di antaranya bintang Mahaputra Utama,
Pataka Parasarnya Purna Karya Nugraha selama tiga tahun berturut-turut yang
merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia. Selain itu, untuk pertama kalinya juga selama tiga tahun berturut-turut Syahrul memperoleh Adikarya
Pangan Nusantara, yakni penghargaan kepada pemerintah yang memiliki manajemen
ketahanan pangan yang baik. Hal itu dikarenakan saat
ini Sulsel menjadi salah satu lumbung padi nasional. Saat ini, ia juga diberi tanggung jawab sebagai
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia periode 2011-2015.
Nama-nama ini muncul karena
mereka sudah membuktikan bahwa dalam level mikro pengelolaan negara cukup
sukses dengan berbagai kebijakan dan prestasi yang konsisten. Artinya, uji
kualitas terhadap figur-figur ini sudah berlangsung, baik di level birokrasi
yang meritokratis maupun kompetisi di internal partai yang begitu kompetitif. Oleh
karena itu, “menu tambahan” ini dapat dipertimbangkan dalam menyambut Pemilu
nanti, sebagai pilihan atau bahkan alternatif untuk menjawab tantangan zaman. (adv)
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.