ilustrasi (blogspot) |
Sesuai momen
tentu berita-berita bertema Lebaran lebih diutamakan. Selain itu, kuantitas
berita seputar mudik diperbanyak oleh pembuat berita tersebut. Dari sanalah
kita akan banyak temui kata pemudik.
Apabila kita
membaca berita-berita itu di portal berita daring (dalam jaringan), tak jarang
kita temui kata pemotor. Pada laman Detik.com terdapat judul berita seperti
ini, “Mudik Gratis Pemotor Masih Tersedia, Ayo Daftar!” (Minggu, 21 Juli 2013).
Berikutnya pada laman Kompas.com
terdapat judul berita seperti ini, “Mudik Gratis Dishub Kurang Diminati
Pemotor” (Senin, 29 Juli 2013). Berikutnya lagi pada laman Metrotvnews.com, yang setali tiga uang dengan saluran televisinya, Metro TV, terdapat judul seperti ini,
“Pemotor Lebih Banyak Tewas di Luar Jadwal Mudik” (Jumat, 26 Juli 2013). Terkait
pemotor, ada pula judul berita yang
dimuat di laman Okezone.com seperti
ini, “Truk Tabrak Pemotor di Harmoni” (Minggu, 21 Juli 2013).
Ada apa dengan Pemotor yang dimuat pada judul-judul
tersebut? Tentu penggunaan kata itu aneh bagi pembaca yang memahami tata
bahasa. Keanehan serupa juga terjadi di dalam teks berita yang dimuat di laman Indosiar.com berikut ini, “Pesinetron
Muhamad Mahdi Dianiaya” (Minggu, 26 Mei 2013). Berikutnya judul berita yang
dimuat di laman Tribunnews.com
berikut ini, “Arya Wiguna Tak Merasa Cintanya Ditolak
Pesinetron Rosnita” (Senin 10 Juni 2013). Berikutnya lagi judul
berita yang dimuat di laman Kapanlagi.com
berikut ini, “Jihan Fahira Senang Reuni Dengan Pesinetron 90-an” (Kamis 4 Juli
2013).
Pemotor dan
Pesinetron adalah kata yang dibentuk
dari kata dasar motor dan sinetron dengan imbuhan Pe-. Motor
merupakan jenis kata benda. Sinetron
juga tergolong sebagai kata benda. Keduanya dibubuhi awalan Pe-. Prefiks Pe- berarti orang yang melakukan, misalnya pekerja berarti orang yang melakukan pekerjaan. Tidak serta-merta
prefiks Pe- dapat diikuti seluruh
kata dasar, sebab harus mengikuti fungsi prefiks tersebut. Tujuan prefiks Pe- ini ialah membentuk suatu kata
menjadi kata benda maupun nomina. Contohnya, kata pukul dibubuhi Pe-
menjadi pemukul, yang berarti orang
yang memukul.
Lantas mengapa motor dan sinetron (sinema elektronik) sebagai kelas kata benda dibubuhi Pe-? Bila motor dibubuhi Pe-, maka pemotor bermaksud membendakan kata
benda. Padahal, melalui kata pemotor maksud
si penulis ingin mengartikan orang yang menaiki motor. Begitu juga dengan sinetron, penulisnya ingin mengartikan orang
yang bermain sintron. Tentu ini salah kaprah, dan mungkin si penulisnya yang
berlatar wartawan daring itu ingin membuat daya tarik (dalam dunia online ada
istilah eye catching, dengan tujuan
peningkatan pengunjung), mungkin juga si penulisnya itu ingin membuat kebaruan
kata, mungkin juga si penulisnya diburu waktu, dan mungkin juga si penulisnya
itu tidak tahu soal pembentukan kata atau tata bahasa.
Apa pun maksud
si penulisnya, yang jelas mereka sebagai salah satu profesi yang berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa telah membentuk kata yang salah kaprah di media
yang semakin pesat perkembangannya.
Sebagai orang
yang membaca (pembaca), melalui telisik kata ini kita dapat pahami mana media
yang layak baca dan mana media yang perlu kehati-hatian dalam memahami
beritanya.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.