September Soeratin: Ulasan Piala AFF U-19 - Konsep Indonesia
baru saja digagas, 1928. Pemuda-pemudi kala itu, dari beberapa kelom Jong,
berkumpul mendeklarasikan apa yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Dua tahun
setelah itu, tepatnya 1930, pemuda lain berkumpul. Pemuda lain itu merupakan
kelompok pemuda yang memiliki kesamaan visi dan kegemaran sepakbola.
Dengan genggaman
Belanda di Indonesia, pemuda dari Jakarta, Surabaya, Madiun, Bandung, Magelang,
dan Surakarta, berkumpul di suatu tempat dekat alun-alun Yogayakarta. Mereka
tidak membicarakan politik atau ekonomi. Apa yang mereka bicarakan ialah atas
dasar kesamaan olahraga itu, sepakbola.
19 April 1930
merupakan waktu peristiwa perkumpulan mereka. Tidak ada yang aneh dan tidak ada
yang patut digembar-gemborkan kala itu. Sebagai anak pribumi, meski dengan rasa
ketakutan politik, dari pertemuan mereka lahirlah suatu lembaga persatuan
sepakbola. Kala itu masih bernama Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia.
Belanda tentu tidak tenang, sebab Belanda telah memiliki sendiri lembaga
persatuan sepakbola Belanda di Nusantara.
Cita-cita mereka
hanya satu, mengakomodasi bakat sepakbola anak negeri. Tentu pula cita-cita
besar mereka tidak lain adalah unjuk aksi dengan klub sepakbola nonpribumi.
Di balik
kegigihan itu, pembentukan lembaga sepakbola, Soeratin adalah dalang segalanya.
Usianya baru 32 kala mengadakan pertemuan di Yogyakarta tersebut. Bukan seperti
dalang di balik layar, melainkan seumpama kayu di balik kobaran api. Ia ikut
terbakar. Karena ada kayu, api pun berkobar. Pada tahun pertama persatuan
sepakbola tersebut, Soeratin menjadi ketua. Selain pelopor, Soeratin juga
menunjukkan dirinya sebagai tokoh garda depan dalam lembaga. Begitulah
kira-kira gambaran peran Soeratin di balik gejolak kehausan pemuda dalam
apresiasi sepakbola kala itu.
Soeratin adalah
tokoh yang lahir pada 17 September 1898. Ia hidup di tengah-tengah keluarga
mampu secara ekonomi. Ia mampu menempuh studi hingga meraih gelar insinyur
(Ir). Intelektualitasnya cukup dipandang kaum Belanda kala itu. Sebagai arsitektur,
Soeratin sangat sering berinteraksi dengan orang-orang Belanda, bila dibandingkan
pemuda-pemuda lainnya.
Lanjut Baca "September Soeratin (II)"
Selamat buat tim indonesia untuk kemenangan piala AFF U19. Mampir jika berkenan mas
ReplyDeleteOke. Terima kasih telah berkunjung. Salam hangat.
ReplyDelete