ARTIKEL PINTASAN

Monday, September 23, 2013

Melihat Media



Melihat media (elektronik dan cetak) seperti melihat pertempuran antarkelompok suku di dalam film-film. Ia terus berperang sampai tetes darah terakhir. Pengikut-pengikutnya rela mati demi sang penguasa. Suku yang satu mempersiapkan alat-alat perang, sementara suku lainnya mempersiapkan strategi pertahanan wilayah. Analogi perang pada media massa itu lebih mewakili suatu frasa “perang ideologi”.
Media yang satu bertendensi liberalisme, media yang satu bertendensi multikulturalisme, media yang satu lagi bertendensi keagamaan, dan lain-lainnya. Segala berita seakan dapat diprediksi arah pemberitaan. Judul-judul berita seakan tidak terlepas dari tendensi masing-masing.
Ideologi, seolah pisau, mampu menakutkan dan mampu menolong si empu. Dengan ideologi, orang bisa ini dan itu. Bak pahlawan. DI sisi lain, ideologi menakutkan bak sosok mistik atau apa pun itu yang menakutkan.
Pandangan itulah yang dahulu kerap menjadi cara pandang kala mahasiswa. Selalu skeptis, penuh kecurigaan ideologis. Selalu menduga di luar batas kenyataan.
Faktanya, banyak hal proses pembentukan berita di luar batas cara pandang tersebut. Bayangkan, toh tidak sedikit wartawan yang hidup dengan penghasilan pas-pasan. Toh ada saja wartawan yang sesungguhnya tidak memadai soal pengetahuan kebahasaan. Toh ada saja wartawan yang tidak memahami etika jurnalistik. Toh ada saja wartawan yang tidak memahami teknik pewacanaan.
Salalu ada wartawan yang membuat tulisan (berita) “yang penting jadi”. Salalu ada wartawan yang membuat tulisan “asal bapak senang”. Selalu ada wartawan yang membuat tulisan “kejar target”.

Sementara dahulu, berita dipandang suatu tulisan yang ditulis sungguh-sungguh dengan segala pengetahuan dan teknik seorang wartawan. Seolah-olah berita merupakan suatu wujud “perang ideologi” yang diracik secara sungguh-sungguh. Begitulah (teks) wacana dikupas dari cara pikir mahasiswa, tanpa informasi ihwal proses dan “dasar” terbentuknya wacana itu.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes