ARTIKEL PINTASAN

Monday, September 2, 2013

Rudyard Kipling, Menulis di Tengah Kekuasaan




ilustrasi oleh Rudyard Kipling (dok surgabuku.wordpress.com)

Rudyard Kipling - Pada masa akhir 1890-an hingga awal 1900-an, dunia (masih) mengalami keresahan. Perang antarnegara terjadi hampir di tiap titik benua, melalui gerakan imperilisme. Pada masa ini pula gejala Perang Dunia mulai muncul.
Inggris adalah salah satu negara yang mampu unjuk kekuatan di panggung antarnegara. Mereka melakukan sikap-sikap imperilisme ke beberapa negara. Juga menduduki negara tersebut melalui gerakan koloni.
Inggris mengorganisasi dengan baik. Meski teknologi belum secanggih saat ini, Inggris mampu berkoordinasi dengan pihak-pihak yang diutus menduduki wilayah di luar Inggris. Di tengah akses dan ekspansi Inggris itu menyebabkan berbagai dokumentasi sejarah berbagai negara mampu dikuasi.
Di tengah kehidupan para pelaku imperialisme Inggris itu ada seorang penulis (wartawan, penyair, dan cerpenis). Penulis tersebut bernama Rudyard Kipling. Kesehariaannya akrab bercengkrama bersama penguasa Inggris, pelaku imperialisme. Ia hidup di tengah-tengah kekuasaan. Ia juga mampu bertahan di tengah cercaan para penulis yang berada di luar kehidupan pelaku imperialisme. Ia dicerca karena sikapnya mendukung pelaku imperilisme yang menyebabkan pertumpahan darah itu.
Kipling, penyair yang dikenal lewat puisinya, “If”, memiliki akses informasi yang cukup kala itu. Ia kaya khazanah pengetahuan. Bukan sekadar pengetahuan yang terbatas di Inggris saja, melainkan sampai ke berbagai penjuru benua.


(tulisan berlanjut pada resensi buku salah satu karya Rudyard Kipling, Just So Stories)

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes