ilustrasi oleh Rudyard Kipling (dok surgabuku.wordpress.com) |
Rudyard Kipling - Pada masa akhir 1890-an hingga awal 1900-an, dunia (masih) mengalami keresahan. Perang antarnegara terjadi hampir di tiap titik benua, melalui gerakan imperilisme. Pada masa ini pula gejala Perang Dunia mulai muncul.
Inggris adalah
salah satu negara yang mampu unjuk kekuatan di panggung antarnegara. Mereka
melakukan sikap-sikap imperilisme ke beberapa negara. Juga menduduki negara
tersebut melalui gerakan koloni.
Inggris
mengorganisasi dengan baik. Meski teknologi belum secanggih saat ini, Inggris
mampu berkoordinasi dengan pihak-pihak yang diutus menduduki wilayah di luar
Inggris. Di tengah akses dan ekspansi Inggris itu menyebabkan berbagai
dokumentasi sejarah berbagai negara mampu dikuasi.
Di tengah
kehidupan para pelaku imperialisme Inggris itu ada seorang penulis (wartawan,
penyair, dan cerpenis). Penulis tersebut bernama Rudyard Kipling.
Kesehariaannya akrab bercengkrama bersama penguasa Inggris, pelaku imperialisme.
Ia hidup di tengah-tengah kekuasaan. Ia juga mampu bertahan di tengah cercaan
para penulis yang berada di luar kehidupan pelaku imperialisme. Ia dicerca
karena sikapnya mendukung pelaku imperilisme yang menyebabkan pertumpahan darah
itu.
Kipling, penyair
yang dikenal lewat puisinya, “If”, memiliki akses informasi yang cukup kala
itu. Ia kaya khazanah pengetahuan. Bukan sekadar pengetahuan yang terbatas di
Inggris saja, melainkan sampai ke berbagai penjuru benua.
(tulisan
berlanjut pada resensi buku salah satu karya Rudyard Kipling, Just So Stories)
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.