ARTIKEL PINTASAN

Saturday, September 7, 2013

Perjuangan Anak: Menengok Film Iran “Father” (Pedar) bag II





akhir adegan film Father
Film Iran Father (Pedar) - Cinta Ibu kepada anaknya, menurut Erick Fromm, bersifat tidak berdasarkan kondisi (unconditional) dan pasif. Dan itu tidak bisa diperjuangkan. Cinta seperti itu ada tanpa harus bersusah payah. Tanpa harus bergerak aktif untuk membuktikan. Menurut Erick Fromm, lagi, agar menjaga cinta ibu cukup sebatas “menjadi-ada”. Cukup menjadi anak, tidak lebih.

Mehrollah telah salah bersikap. Ia menunjukkan ekspresi kesalahan itu dengan cara, ia memberi segepok uang kepada ibunya karena ia menganggap bahwa pernikahan ibunya dengan polisi itu cuma sebatas demi uang. “Kau telah menyakiti aku!” kata ibu Mehrollah sambil memukuli Mehrollah di halaman rumah.

Konflik pun terus berlanjut. Antara ibu dan anak. Antara ayah tiri dan Mehrollah. Hingga suatu ketika, jelang akhir film berjudul Father (dalam bahasa aslinya, Pedar) ayah tiri Mehrollah kesal atas perbuatan Mehrollah mengambil pistol dari saku celananya. Mesrollah kabur setalah mencuri pistol itu. Ayah tirinya kemudian menyusul dengan amarah.

Mehrollah berhasil ditangkap ayahnya, yang kabur ke toko tempatnya bekerja semula, bersama Latief. Latief dititipkan ke sebuah bus menuju desa, sedang Mehrollah dibonceng ayahnya dengan sepeda motor. Dalam perjalanan, sepeda motor itu rusak. Mereka meneruskan perjalanan pulang dengan berjalan kaki. Tepatnya di gurun pasir. Mereka tidak menemukan jalan utama. Tersesat. Ayah tiri Mehrollah yang berbadan gempal itu haus. Berjalan tertatih-tatih. Lunglai, dan jatuh. Ketika itu, saat kemunculan rasa sakit yang diderita, benci Mehrollah kepada ayah tirinya berubah menjadi cinta. Ia menolong ayah tirinya yang tidak bisa lagi bergerak akibat kekurangan air. Mehrollah menolong sebisanya. Ia menarik (menyeret) ayahnya ke tempat sumber air (sungai kecil).

Sesampainya di sumber air itu keduanya lemah tak berdaya.  Kepala ayahnya diletakkan ke air, sedangkan Mehrollah jatuh pingsan. Ketika itu, foto di saku ayahnya terbawa air. Dan menghampiri kepala Mehrollah. Ia melihat foto itu, ayah tirinya bersama ibu dan adik-adiknya.


Film Iran (1996)
Sutradara Majid Majini.

Film ini memenangi beberapa penghargaan, lokal (Iran) dan internasional.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes