ARTIKEL PINTASAN

Sunday, August 18, 2013

Bukan Teror Biasa



ilustrasi (foto: blogspot)
Dalam retan waktu sebulan telah terjadi tiga korban pihak kepolisian. Terakhir, Inspektur Polisi Dua Anumerta Kus Hendratna dan Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Ahmad Maulana tewas di tempat. Sebelumnya, seorang polisi juga tewas saat hendak salat subuh, terjadi di kawasan Ciputat.
Sebelumnya, jelang lebaran, juga terjadi penembakan terhadap petugas Lapas Wirogunan, Yogyakarta. Tak berapa lama, di tanah pimpinan Sultan Hamengkubuwono itu juga terjadi penembakan terhadap mobil warga, Kulonprogo.
Apakah penembakan-penembakan tersebut mirip lingkaran setan di Amerika Latin? Di Amerika Latin, tingkat kriminalitas, seperti penembakan, berlatar perdagangan narkoba. Di Meksiko, misalnya, lingkaran kriminalitas dengan bentuk penembakan di sana sini akibat adanya bisnis narkoba besar.
Berbeda halnya dengan beberapa negara Amerika Latin lainnya, seperti Brasil, Venezuela, dan Paraguay. Tingkat kemiskinan menjadi faktor utama. Di beberapa negara ini, kriminalitas terjadi di tengah-tengah aktivitas masyarakat. Sasaran korbannya tidak terarah, sebab persoalannya ialah ekonomi. Bagi masyarakat di sana, keamanan menjadi komoditas yang mahal.
Lantas, apakah aksi kejahatan yang terjadi di Indonesia belakangan ini akibat kesenjangan ekonomi? Apakah sama seperti kriminalitas di Brasil, Venezuela, maupun Paraguay? Apakah sama juga seperti kejahatan di Meksiko?
Rasa keamanan bagi masyarakat Indonesia tidak menjadi komoditas yang mahal. Target penembakan pun bukan warga sipil, melainkan kelembagaan aparat keamanan. Artinya, penembakan bukan bermotif kesenjangan ekonomi maupun bisnis narkoba.
Apabila korban kepolisian terus berjatuhan, mengapa tidak ada upaya penyelidikan lebih jauh dari berbagai lembaga aparat keamanan? Mengapa intelejen dan kepolisian beserta badan antiterornya tidak bekerjasama? Apalagi soal sadap-menyadap seharus bisa dilakukan agar mengetahui kelompok di balik penembakan-penembakan tersebut? Ini bukan teror biasa, bukan teror murni kejahatan maupun teror berlatar kesenjangan ekonomi negara.

Dapat kita simpulkan bahwa pemerintahan lemah dalam melakukan pengamanan. Di sisi lain, teror ini bisa menjadi bulan-bulanan politik yang akan diperjualbelikan pada tahun depan, 2014. Kalau jaringan peneror saja bisa bekuk jelang eksekusi rencana aksi mereka, mengapa jaringan peneror ini tidak bisa?

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes