Seorang
teman kuliah bertanya kepada saya, “Dosenku bilang, dalam bahasa Inggris itu
ada ‘a’, sedangkan dalam bahasa Indonesia terlalu banyak, ada ‘sebuah’, ‘sebutir’,
dan lainnya.” Dari pernyataan yang menyiratkan ketidakkonsistenan itu, lantas
saya pun bertanya, benarkah bahasa Indonesia tidak memiliki padanan a (dibaca serupa mirip “e”), yang
berbarti suatu?
Pada kenyataannya sering kita temui
kalimat “Tolong beli sebuah majalah berita” atau “Sebuah baju yang cantik.” Pun
kalimat-kalimat yang terkombinasi dari se-
lainnya.
Seorang,
sebutir, maupun sebuah merupakan bentuk frasa numeralia. Ketiganya terbentuk dari
numeralia pokok dan nomina. Numeralia pokoknya ialah Se-. Sementara nominanya ialah orang,
butir, buah.
Numeralia pokok Se- tersebut berarti “satu”. Apabila Se- digabungkan dengan orang,
butir, maupun buah, maka menjadi arti satu
orang, satu butir, dan satu buah. Fungsi se- menggantikan “satu”.
Memang masih jarang kita temui bentuk-bentuk
yang sepadan dengan sebuah atau sebutir. Dalam komunikasi sehari-hari,
kita masih lebih akrab menggunakan kata sebuah
dan sebutir yang diikuti nomina.
Misalnya saja, sebuah majalah, sebuah mobil, sebutir pasir, sebutir telur.
Dengan fungsi se- seperti di atas, kita layaklah menggunakan kata semajalah, semobil, sepasir, dan
sebagainya. Se- dalam bahasa
Indonesia dapatlah kita padankan dengan a
dalam bahasa Inggris. A car berarti
sepadan dengan semobil, a table berarti semeja. “Berapa harga semobil itu?” Kalimat itu memang asing di
telinga.
Sebuah
mobil dapat digolongkan sebagai jenis majas. Sebuah mobil menunjukkan bahwa mobil
itu seumpama satu buah, yang
menunjukkan jumlah. Penekanannya ialah kuantitas.
Saya setuju dengan Ignas Kleden,
bahwa suatu istilah dalam bahasa mestilah didistribusikan lebih dahulu dengan
baik melalui media-media strategis, seperti melalui media massa dan
pengajaran-pengajaran di dalam sekolah. Di sanalah akan terjadi proses umpan
balik, yakni berterimanya istilah asing tersebut.
Dosen yang bertanya itu, seperti
paparan di awal tulisan ini, merupakan salah seorang dosen sastra Inggris di
universitas negeri yang ada di Jawa Barat. Dosen merupakan suatu peran
strategis dalam menyampaikan istilah yang terbilang asing di masyarakat. Oleh
karena itu, saya kira, layaklah dosen tersebut menyampaikan padanan a ini kepada teman saya tadi.
-dimuat di Koran Pikiran Rakyat-
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.