ARTIKEL PINTASAN

Tuesday, July 2, 2013

Semobil






Seorang teman kuliah bertanya kepada saya, “Dosenku bilang, dalam bahasa Inggris itu ada ‘a’, sedangkan dalam bahasa Indonesia terlalu banyak, ada ‘sebuah’, ‘sebutir’, dan lainnya.” Dari pernyataan yang menyiratkan ketidakkonsistenan itu, lantas saya pun bertanya, benarkah bahasa Indonesia tidak memiliki padanan a (dibaca serupa mirip “e”), yang berbarti suatu?

Pada kenyataannya sering kita temui kalimat “Tolong beli sebuah majalah berita” atau “Sebuah baju yang cantik.” Pun kalimat-kalimat yang terkombinasi dari se- lainnya.

Seorang, sebutir, maupun sebuah merupakan bentuk frasa numeralia. Ketiganya terbentuk dari numeralia pokok dan nomina. Numeralia pokoknya ialah Se-. Sementara nominanya ialah orang, butir, buah.

Numeralia pokok Se- tersebut berarti “satu”. Apabila Se- digabungkan dengan orang, butir, maupun buah, maka menjadi arti satu orang, satu butir, dan satu buah. Fungsi se- menggantikan “satu”.

Memang masih jarang kita temui bentuk-bentuk yang sepadan dengan sebuah atau sebutir. Dalam komunikasi sehari-hari, kita masih lebih akrab menggunakan kata sebuah dan sebutir yang diikuti nomina. Misalnya saja, sebuah majalah, sebuah mobil, sebutir pasir, sebutir telur.

Dengan fungsi se- seperti di atas, kita layaklah menggunakan kata semajalah, semobil, sepasir, dan sebagainya. Se- dalam bahasa Indonesia dapatlah kita padankan dengan a dalam bahasa Inggris. A car berarti sepadan dengan semobil, a table berarti semeja. “Berapa harga semobil itu?” Kalimat itu memang asing di telinga.

Sebuah mobil dapat digolongkan sebagai jenis majas. Sebuah mobil menunjukkan bahwa mobil itu seumpama satu buah, yang menunjukkan jumlah. Penekanannya ialah kuantitas.

Saya setuju dengan Ignas Kleden, bahwa suatu istilah dalam bahasa mestilah didistribusikan lebih dahulu dengan baik melalui media-media strategis, seperti melalui media massa dan pengajaran-pengajaran di dalam sekolah. Di sanalah akan terjadi proses umpan balik, yakni berterimanya istilah asing tersebut.

Dosen yang bertanya itu, seperti paparan di awal tulisan ini, merupakan salah seorang dosen sastra Inggris di universitas negeri yang ada di Jawa Barat. Dosen merupakan suatu peran strategis dalam menyampaikan istilah yang terbilang asing di masyarakat. Oleh karena itu, saya kira, layaklah dosen tersebut menyampaikan padanan a ini kepada teman saya tadi.


-dimuat di Koran Pikiran Rakyat-

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes