Bila kau berselancar di dunia maya,
seliwer sana seliwer sini, dengan penelusuran review maupun resensi buku,
mungkin kau temui sebuah blog pribadi beralamat Belaga Resensi (www.belagaresensi.blogspot.com).
Di dalamnya kau bisa temui berbagai resensi buku, di luar catatan-catatan
ringan maupun catatan-catatan berat dari pemilik blog.
Blog yang dimiliki oleh seorang cerpenis
itu bila kau cermati berisi foto-foto ilustrasi yang ciamik. Bagi laki-laki
pembaca blog tentu foto-foto seperti itu sangat menarik. Seksi, senyum, bersih,
dan buku. Keempat pencitraan yang diracik sedemikian rupa oleh sang pemilik
blog. Selain itu, kualitas gambarnya pun memadai.
Sepintas kau mungkin teringat gaya
media-media masa pascamodern. Kau mungkin saja mengetahui bagaimana industri
periklanan menghidupkan citra tubuh di dalam iklan-iklan mereka. Bukan berarti
kau diajak untuk “menghakimi” kerja-kerja media yang seperti itu, toh jauh
sebelum periklanan dan media massa berkembang pemanfaatan tubuh perempuan di
ruang publik telah dilakukan. Lukisan-lukisan purba menunjukkan bahwa
figur-figur perempuan kerap digunakan oleh pelukis-pelukis zaman dahulu, sejak
zaman lukis di goa-goa.
Di masa periklanan dan media massa gaya
eksploitatif itu semakin tinggi. Gambar atau foto dilakukan vulgar. Tidak
segan-segan pelaku periklanan dan media massa menampilkan sisi-sisi tubuh yang
mampu menari daya kelaki-lakian. Semakin tinggi tingkat penampilan nan
eksploitatif itu, semakin dekatlah apa yang diklankan oleh pelaku iklan dan
media.
Seorang tokoh pernah mengungkapkan bahwa
dunia ini dihidupkan oleh tubuh. Dengan pemujaan tubuh, pemolesan tubuh, dan
pengindahan tubuhmu, dunia akan terasa milikmu. Cara pandang ini lebih tepat
digunakan oleh perempuan. Semakin indah tubuhmu sebagai perempuan, semakin
dekat dirimu dengan penguasa, seperti apa yang diungkap oleh tokoh-tokoh budaya
pascamodern. Relasi tubuh dan kekuasaan itu sangat dekat.
Kembali pada bahan obrolan di awal,
lewat sebuah blog itu pemiliknya menunjukkan bahwa dirinya pun mampu melakukan
sikap-sikap kekuasaan. Tentunya melalui cara blogging tersebut. Semakin banyak
foto-foto perempuan ditayangkan di blognya, semakin tinggi pula gejala
kuasanya.
Saya ingin menujukkan kuasa, siapa yang
ingin jadi model blog saya? Hehe.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.