Cinta dan “Pertimbangan Cinta”
Cinta merupakan salah satu tema yang paling renyah untuk digarap di berbagai hal, tapi sulit menyuguhkan makna dan definisi cinta secara universal. Karena itu pulalah cinta menjadi tema yang sering muncul dan populer, yang disokong oleh tradisi ekonomi liberal dengan mengomoditikan cinta serta memomulerkannya. Apalagi klasifikasi usia dan kebutuhan yang terkait dengan perkembangan psikologis adalah ranah strategis atas motif ekonomi liberal saat ini.
Persoalan cinta tidak melulu mengenai perasaan, tapi pikiran pun kadang berperan sesuai pengaruh banyak aspek. Di umum sering muncul istilah “cinta itu buta”, yang berarti bahwa cinta sering kali muncul tanpa proses berpikir panjang layaknya persoalan hidup yang perlu direfleksikan secara mendalam.
Defenisi cinta sama seperti defenisi kajian-kajian sosial yang sifatnya relatif dan elastis. Bila kita ingin mendefenisikan apa dan bagaimana cinta terjadi, akan banyak muncul pertanyaan lagi setelahnya. Meskipun itu dapat dilakukan dengan suatu perspektif aspek, misalnya secara psikologi. Namun yang terjadi adalah defenisi perspektif masing-masing. Giddens mengungkapkan suatu pernyataan klasik, bahwa perempuan menginginkan cinta, laki-laki menginginkan seks. Ditambahkan oleh Giddens mengenai hal itu, saat ini tidak dapat lagi dipastikan hanya perempuan yang membutuhkan cinta. Berbeda dengan pandangan Jalaluddin Rumi, dalam syairnya, menyatakan bahwa “Cinta: Lautan Takbertepi”.
Buku “Pertimbangan Cinta” yang menghimpun tiga belas cerpen dari Rusia yang diterjemahkan oleh Ladinata, terbitan terbaru dari Unpad Press (dicetak pada November 2010), menawarkan gambaran cinta. Di dalamnya muncul makna-makna defenitif secara implisit perihal cinta. Seperti salah satu cerpen yang berjudul “Rahasia Bumi” karya Viktoria Tokareva menyatakan makna rasa, bahwa saat berpelukan dengan pasangan tidak ada keinginan lain berupa apapun dan seolah-olah tidak ada siapapun.
Anton Chekov dengan cerpennya yang berjudul “Pertimbangan Cinta” –diangkat menjadi judul buku- memandang kebesaran cinta. Kisah yang menarik antara hubungan Alyokhin, Anna Alekseevna, dan Luganovich (suami Anna), sebab muncul cinta kepada seseorang yang berada di luar pernikahan yang sah tanpa memunculkan konflik yang menyebabkan konflik meluas hingga berpengaruh terhadap tokoh-tokoh lainnya di dalam cerita. Inilah makna “rahasia agung” suatu cinta di dalam cerita “Pertimbangan Cinta”. Maka dari itulah akan muncul pertimbangan cinta, bagaimana memandang moral atau dosa, sedih atau bahagia, melangkah atau diam, dan sebagainya. Sebagai laki-laki, ada banyak perempuan untuk mencintai tapi hanya ada yang agung yang dapat dicintai. Begitu pula sebaliknya.
Maxim Gorky berbeda dengan Chekov, yang identik pandangan sosialisme, membawakan kisah jalinan antarkelamin dalam konteks suatu desa pada suatu lokasi bekerja: stasiun kereta api. Kadang kala hubungan kelas sosial dapat mengganggu hubungan cinta. Melalui tokoh Gomozov, Nikolai Petrovich, Arina, narator cerita seakan membawa pembaca memaknai hubungan cinta dengan strata sosial dalam konteks ruang pekerjaan.
Selain Anton Chekov, Maxim Gorky, dan Viktoria Tokareva, ada beberapa penulis ternama Rusia lainnya yang diterjemahkan oleh seorang dosen sastra Rusia Unpad ini. Ivan Bunin, Yuri Nagibin, Konstantin Paustovsky, Georgy Semyonov, Leo Tolstoy, Vladimir Alexandrov, Ivan Turgenev, Maks Bremener, dan Alexander Pushkin adalah nama-nama penulis cerpen yang terdapat dalamnya.
Memandang cinta dari berbagai perspektif merupakan suatu faedah yang akan didapat dari “Pertimbangan Cinta”. Apalagi, konteks budaya yang berbeda antara Rusia dan Indonesia akan menempatkan posisi yang jauh berbeda untuk memandangnya.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.