ARTIKEL PINTASAN

Friday, January 28, 2011

Ironi Krisis Pangan




ilustrasi krisis pangan (blogspot)
Ironi Krisis Pangan

PEKAN lalu harga cabai melonjak tinggi. Tidak seperti biasanya, kenaikan kali berlipat ganda. Ini boleh jadi salah satu indikasi global, atas krisis pangan. Selain cabai, harga kebutuhan bahan pokok lain juga naik, bahkan langka, diikuti kenaikan harga beras.


Indonesia adalah salah satu negara yang terkena imbas krisis pangan global. Laporan FAO (lembaga pangan PBB) menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling berat terkena krisis pangan. Indonesia, India, dan Cina disebut FAO merupakan negara-negara yang sangat terasa imbasnya. Akhir tahun 2010 FAO menyatakan krisis pangan setelah indeks harga pangan dunia melonjak secara signifikan, dari 206 pada November menjadi 215 pada Desember 2010.

Ada beberapa faktor krisis pangan global. Pertama, faktor cuaca buruk. Faktor ini terjadi di beberapa wilayah produsen pangan, sehingga produksinya merosot jauh akibat cuaca buruk. Cuaca buruk itu berupa banjir dan longsor. Negara-negara yang terkena faktor ini adalah Vietnam dan Cina, yang produktifitas pangannya cukup tinggi.
Sebenarnya faktor ini bukan sekadar cuaca yang buruk, melainkan sebagai suatu peringatan dini kepada dunia terhadap kondisi alam yang semakin buruk.

Di satu sisi kebutuhan tempat tinggal manusia semakin meningkat hingga mengakibatkan lahan-lahan yang dijadikan sebagai lahan pangan terpaksa berubah fungsi, namun di sisi lain lahan-lahan tersebut seharus tetap dijaga demi stabilitas cuaca alam.
Kedua, faktor jual-beli. Semakin tinggi jumlah manusia maka semakin tinggi pulalah kebutuhan pangan. IDB (International Data Base) mencatat penduduk dunia pada September 2010 berjumlah 6.868.638.152 jiwa. Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia, dengan jumlah lebih dari dua ratus juta jiwa. Oleh karena itu, tingginya jumlah penduduk tersebut menyebabkan kebutuhan konsumsi pangan terus meningkat. Faktor konsumsi ini sangat dipengaruhi oleh daya produktifitas pangan dunia.

Keempat, daya produktivitas pangan. Tingginya jumlah penduduk di dunia saat ini belum diikuti dengan daya produktifitas pangan. Namun, beberapa negara di masa depan diprediksi akan menemukan formulasi teknologi dalam produksi pangan. Selama ini dunia masih mengandalkan teknologi produksi pangan yang ditemukan oleh Jepang pada 14 tahun lalu.

Bila faktor-faktor tersebut dihubungkan dengan kondisi di Indonesia sebagai negeri agraris, sungguh ini merupakan fakta ironi. Indonesia seharusnya mampu menanggulangi kebutuhan pangan masyarakat melalui kondisi yang agraris di Indonesia. Namun sungguh ironi memang ketika kondisi agraria telah dikuasai pengusaha. BKP (Badan Planologi Kehutanan) pada tahun 2004 mencatat bahwa 4.682 juta hektar luas wilayah kawasan hutan telah dilepaskan kepada 503 unit usaha.

Produksi pangan pun terus menurun akibat pengusaan lahan. Seharusnya pemerintah mampu mengelola lahan-lahan yang strategis dalam perbaikan dan pengelolaan produksi pangan. Sejak mandegnya politik reforma agraria di era Soekarno, perhatian serius terhadap kondisi agraria Indonesia belum menjadi kebjikan yang penting.

Sungguh ironi memang bila Indonesia pada beberapa bulan/tahun ke depan terkena dampak serius krisis pangan global. Di beberapa wilayah kondisi masyarakat terhadap kebutuhan pangan akan menghadapi krisis yang sangat mengkhawtairkan. Saat ini saja beberapa daerah telah mengalihkan kebiasaan bahan pokok sebagai solusi alternatif, seperti di beberapa daerah Jawa.

Jadi, bila tidak ditangani dengan serius kondisi tersebut Indonesia bukan hanya menghadapi krisis pangan tapi aspek-aspek lainnya yang berkenaan dengan kematian, seperti kelaparan, tingginya tingkat kematian, dan gizi buruk. Oleh karena itu, ironi di negeri agraris ini harus cepat-cepat ditangani melalui kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Share this:

1 comment :

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes