ARTIKEL PINTASAN

Tuesday, June 1, 2010

Karakter dalam Diri Pemuda Bangsa




Karakter dalam Diri Pemuda Bangsa
Pemuda bangsa adalah masa depan bangsa. Bangsa yang maju, salah satunya, karena pemuda bangsanya memiliki karakter yang mampu berpikir secara jernih. Sebaliknya, bangsa yang kotor dan rusak karena pemudanya yang tidak dapat berpikir secara jernih dalam pembentukan karakter. Usia muda dalam diri pemuda dikemudian hari merupakan kontributor bangsa sebagai pemikir dan penentu kebijakan bangsanya sendiri.
Pemuda bangsa akan terbentuk karakter diri pribadi dan karakter bangsa diakibatkan dari sistem pendidikan yang diterimanya sejak kecil hingga dewasa, bahkan mahasiswa. Realitanya, yang baru saja terjadi adalah kontroversi UN, bahwa sistem pendidikan pun masih berpotensi kontroversial atas kepentingan kelompok masing-masing dalam memasukkan nilai-nilai kepentingan kelompok. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam pendidikan telah terjadi politisasi antar kelompok.
Perihal politisasi atau nonpolitisasi pendidikan, ini mengidentifikasi bahwa pendidikan merupakan suatu mediasi utama yang sangat berpengaruh untuk membentuk karakter bangsa pada diri pemuda. Penerapan sistem, materi-materi yang berkenaan ideologi, dan bahkan tujuan bangsa pun dapat ditanamkan melalui sistem pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa “tebang pilih” masyarakat (sesuai konstitusi negara), dan memiliki kepribadian bangsa yang tidak menggantungkan diri pada negara lain. Penanaman cara berpikir jernih yang mengedepankan kepentingan bersama dalam kehidupan berbangsa merupakan hal yang utamanya.
Sejak zaman dahulu pun berbagai negara telah mengedepankan pendidikan sebagai jalan utama memajukan bangsanya. Sebab bangsa yang maju dimulai dari pembenahan pendidikannya. Hal ini masih relevan atas kehidupan bangsa kita saat ini. Apalagi, ironis ketika melihat pendidikan secara perlahan dibentuk sebagai lahan industri (komersialisasi pendidikan). Pun paradigma standarisasi di berbagai institusi pendidikan mengacu pada keberhasilan dalam meraih kemenangan di setiap event. Siswa-siswa melalui media publik diarahkan untuk mampu meraih kemenangan dalam ajang perlombaan akademik yang dilakukan secara internasional. Mahasiswa-mahasiswa diarahkan untuk meraih kemenangan dalam ajang penulisan akademik. Indikasinya dapat terlihat dari media publik, menjamurnya event-event akademik, baik pada situasi lokal maupun internasional. Hal semacam inilah yang dapat merusak karakter bangsa karena tidak mengacu pada kebutuhan masyarakat (rakyat) sesuai dengan kenyataannya.
Elemen yang sangat berperan, dalam kehidupan bernegara, pada situasi seperti ini adalah negara (pemerintah). Pembenahan, revisi capaian pendidikan, dan penerapan sistem pendidikan sesuai konteks zamannya merupakan wujud yang harus dipertimbangkan.
Pemuda yang memiliki karakter pribadi kebangsaan merupakan satu wujud nyata aset bagi bangsa ini masa depan. Aset masa depan ini harus terjaga kemandirian berpikir demi kepentingan bangsanya, bukan mengutamakan kepentingan pribadi seperti arahan pada pendidikan kita (melalui bentuk-bentuk materi wirausaha, persaingan bisnis pada materi pendidikan mahasiswa).
Sementara itu, pemuda harus mampu bersikap atas keberadaan sistem pendidikan yang harus dihadapi. Artinya, pendidikan formal tidak harus menjadi hal yang utama dalam mengembangkan akademisi diri. Demi memajukan bangsa, dan membangkitkan karakter berbangsa maka harus mampu mencari pembelajaran dari kenyataan sosial dengan cara membaca permasalahan sosial. Bahkan, gencarnya kepentingan kelompok pada media publik harus mampu dikritisi, bukan dikonsumsi “mentah-mentah.” Perlu diingatkan pula, pendidikan bukan hanya berasal dari dalam pendidikan formal yang ada.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes