ARTIKEL PINTASAN

Thursday, April 30, 2009

Persuasifitas Kalimat pada Tayangan Iklan Sampo

ilustrasi persuasifitas

Iklan l
Sambutlah mentari dan berkilaulah bersamanya, ayo!
Jangan sembunyi, berkilaulah. Sunsilk blacksine baru kini dengan UV protector membantu melindungi rambutmu akibat dari sengatan matahari dan menambah kilau rambut hitammu. Lindungi rambutmu dari kerusakan akibat sengatan matahari dan berkilaulah. Sunsilk blacksine baru, sebab hidup tak bisa menunggu juga rambut indahmu.
Iklan ll
A: luar biasa. Hm, belum luar biasa. Belum pakai sunsilk conditioner kan?
B: Belum miss.
A: kamu tahu, sunsilk condioner bikin rambut jadi apa?
B:lebih lembut, ngurangi rontok, mudah diatur, lebih berkilau.
A:kalau tahu kenapa gak coba?
Iklan secara umum menggunakan kata-kata persuasif. Kata-kata tersebut memiliki tujuan agar barang-barang ‘pedagang’ tersebut dapat terjual atau bahakan laris. Kadang, kata-kata dalam sebuah iklan lebih mengutamakan kondisi sosial. Artinya, pengiklan tidak pernah berdiri tanpa melihat konsisi sosial budaya pasar.
Di sini saya akan mengambil suatu contoh iklan, yakni iklan sampo. Dan, saya akan mengangkat kata-kata persuasif dalam iklan sampo tersebut serta membaca sedikit semiotik visualisasi dalam tayangan iklan tersebut.
Shampo adalah sejenis obat perawatan rambut. Dalam sebuah iklan shampo mengatakan bahwa rambut hitam dapat berkilau. Kalimat tersebut merupakan kalimat pernyataan, pada setiap iklan rambut sering memunculkan makan yang hampir sama dengan makna kalimat tersebut, yang membuat calon konsumen akan terbuai sehingga calon konsumen menjadi konsemen, Kalimat seperti itu mampu merekonstruksi calon konsumen. Padahal, rambut setiap manusia mengandung kadar unsurnya berbeda-beda. Misalnya, pigmen yang ada pada rambut Tono yang tinggal di pantai tidak akan sama dengan rambut Jaklin yang tinggal di daerah dingin.
Calon konsumen sering tidak memikirkan hal tersebut, yang terpenting bagi konsumen adalah harga. Mengenai benar-atau tidaknya setiap pernyataan tidak akan diuji kebenarannya, sebab memang susah bagi masyarakat umum untuk menguji pernyataan-pernyataan dari iklan.
Sambutlah mentari dan berkilaulah bersamanya.
Pada kalimat di atas merupakan kalimat pembuka dalam iklan tersebut, sebuah iklan yang sering tayang di media televisi. Sangat kuat citraan persuasi yang muncul dari kalimat tersebut. Sambutlah mentari, seakan-akan calon konsumen atau penikmat iklan tidak menyambut mentari, padahal mentari adalah produk masyarakat luas yang tidak diperjualbelikan. Bahkan, calon konsumen atau penikmat diajak, dengan sebuah pengajakan yang kuat karena muncul penegas –lah pada kata ‘sambut’. Jika tidak menggunakan –lah pun sudah menjadi persuasif. Dan berkilaulah bersamanya, sama halnya dengan uraian di atas. Namun, ada kata yang mencoba mengarahkan calon konsumen untuk mengikuti citraan dari visualisasi yang ditayangkan. Dari dua iklan sampo yang saya lihat, kedua-duanya menampilkan gerak kepala yang membuat rambut terburai agar calon konsumen terkesima dan mau mengikuti arahan. Seperti pada iklan pertama, model iklan tersebut berjalan dengan gerak-gerak kepala yang bertujuan agar rambut terburai. Tidak jauh berbeda pada iklan kedua, seroang model yang menjadi seorang guru sedikit memiringkan kepalanya dan mengelus-elus rambut sendiri.
Jangan sembunyi, berkilaulah. Sunsilk blacksine baru kini dengan UV protector membantu melindungi rambutmu akibat dari sengatan matahari dan menambah kilau rambut hitammu.
Dari kalimat di atas pun terlihat beberapa pokok kata yang membuat kalimat tersebut menjadi kalimat persuasif, yakni ‘jangan’ dan ‘membantu’. Dari kedua kata tersebut calon konsumen seakan-akan dilarang oleh produsen untuk bertindak, hingga yang tepat adalah arahan produsen tersebut. Calon konsumen dilarang bersembunyi, dan produsen (pengiklan) mengutarakan fungsi produk mereka dengan formulasi yang ditawarkannya. Seperti halnya pada iklan ll, kata-kata yang terucap dari modelnya mengatakan akibat pemakaian produk mereka, yakni mengakibatkan rambut lebih lembut, mengurangi rontok, mudah diatur, dan lebih berkilau.

Share this:

1 comment :

  1. Kita ketemu disini Wang, setelah di fesbuk...Apa kabar?

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes