ARTIKEL PINTASAN

Tuesday, December 2, 2008

Penyair menciptakan bahasa?


Penyair menciptakan bahasa?

Ada sebuah pertanyaan umum bagi penyair, apakah benar penyair pencipta bahasa? Terakhir sebuah pernyataan mengenai hal ini aku lihat di dalam buku ‘Sastra Indonesia Dalam Enam Pertanyaan’

Pada dasarnya, yang menciptakan bahasa adalah manusia. Tidak ada binatang berkomunikasi dengan sesamanya dengan bahasa. Lalu, apakah benar Tuhan telah berbahasa? Dengan tanda-tanda yang Dia turunkan, yakni kitab-kitabnya.

Kembali pada pertanyaan, sebenarnya bahasa yang seperti apa yang dimaksud? Apakah bahasa yang berada di luar ‘term’ bahasa Indonesia? Kalau hal ini benar, berarti bahasa benar bahwa telah ada penciptaan bahasa baru. Tetapi, jika hal ini terjadi akan menghancurkan persatuan bangsa ini, karena semakin banyak bahasa yang tercipta seperti itu akan semakin tidak bersatunya negara ini. Lihat konflik-konflik bahasa di berbagai negara, seperti India yang mengalami perebutan bahasa suku sendiri untuk dijadikan bahasa nasional mereka. Begitu hebatnya bahasa.

Adakah penyair yang berhasil dengan pernyataan ini? Maksudnya, siapakah yang berhasil menciptakan bahasa dari kepenyairannya? Sampai saat ini aku belum menemukan penyair seperti ini. Lihat Sutarji, sang pengobrak-abrik bahasa, bahasa apa yang telah ditemukannya? Bahasa mantrakah? Apakah dia telah menggunakan bahasa mantranya itu pada kehidupan sehari-hari? Atau, Chairil Anwar? Apakah dia telah menciptakan bahasa baru? Bahasa yang bagaimana?

Di dalam buku ‘Sastra Indonesia Dalam Enam Pertanyaan’ pun tidak di jelaskan bahasa yang seperti apa dimaksud? Pada tataran penyair, memang seperti ada sebuah lisensi bahwa penyair berhak melawan gramatikal bahasa, termasuk memang puisi-puisi yang saya ciptakan. Tetapi, hasil perlawan gramatikal tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil penciptaan bahasa. Lalu, khaidah-khaidah seperti apa dalam proses penciptaan bahasa? Sepertinya, pernyataan penyair menciptakan bahasa hanyalah sebuah epigon. Jika hal ini benar, sangat disayangkan pada sebuah buku hasil kaum intelek tersebut masih menggunakan pernyataan yang epigon pula.


fredy wansyah

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes