Pentas musik apeman, Sabtu (21/06), Malioboro, Yogyakarta (foto: fredy wansyah) |
Identitas Malioboro melalui Apeman - Di tepi jalanan botol-botol plastik tersusun rapi. Ada rangkaian botol minuman mineral. Ada rangkaian botol oli. Semua dibentuk beragam.
Ketinggiannya pun beragam. Ada yang setinggi tidak lebih dari satu meter. Ada pula yang lebih dari satu meter. Salah satunya bentuk binatang purba, dinosaurus. Ketinggiannya lebih dari satu meter.
Selain binatang purba tersebut, ada pula gambar tokoh wayang dan tokoh-tokoh cerita klasik lainnya. Seakan cerita-cerita tersebut ingin mendapat ruang di tengah keramaian Jalan Malioboro. Ingin tampil kembali di pikiran-pikiran masyarakat urban, yang penuh aktivitas ekonomi dalam kesehariannya.
Pegiatnya, seniman instalasi jalanan Yogyakarta, menegaskan identitas Malioboro Yogyakarta sebagai ruang eksistensi seni. Karena itu pula mereka pasang instalasi di sepanjang tepi jalanan Malioboro Yogyakarta. Mereka menamakan diri kelompok "Apeman Malioboro". Apeman berarti perayaan melalui bagi-bagi kue apem, yang terbuat dari tepung beras.
Tahun ini tak jauh dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Dengan tujuan menyambut bulan suci Ramadhan (ruwahan), kirab bernama Apeman ini bertema "Lingkungan Hidup". Pada puncak perayaanya, Sabtu, 21 Juni 2014, kirab guynungan apem dan hasil bumi mewarnai rangkaian acara di hari akhir. Pentas musik di antara dua tepi Jalan Malioboro pun menjadi penutup pada malam harinya.
Apeman Malioboro (foto: fredy wansyah) |
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.