Siapa Pahlawanmu? - “Bro, jagoin
siapa pilpres kali ini?” begitu pertanyaan terlontar dari salah seorang teman
saya. Sambil berpikir kekurangan dan kelebihan masing-masing, benak saya
tertuju pada dua tokoh capres, Jokowi dan Prabowo. Yang satu kecenderungan
berkarakter keras, tegas, dan punya modal ekonomi yang kuat. Yang satu lainnya
kecenderungan berkarakter tegas, lemah di hadapan publik, dan gak neko-neko.
“Ah, belum tau, Bro,” begitu kira-kira saya jawab pertanyaan tersebut.
Sebegitu hebatkah
kita menerka-nerka jagoan. Apa itu jagoan? Apakah jagoan sama halnya dengan
pahlawan? Kalau sama, maka lebih tepat saya akan jawab bahwa pahlawan saya
adalah orangtua saya. Sama halnya ketika orang bertanya siapa pahlawan
perempuan dalam hidup saya. Jawaban saya tentu tak lepas dari orangtua, Ibu,
juga nenek saya. Tentu, yang lainnya kelak adalah pendamping hidup.
Ketika masih
kecil, tentu saya belum menyadari kepahlawanan orangtua atau orang-orang di
sekitar. Pahlawan adalah tokoh televisi yang tampil membela kebenaran dan
melawan kejahatan. Mereka pahlawan karena mengorbankan diri demi orang-orang
banyak. Mereka tak takut mati dan tak takut penderitaan. Karena itulah saya
pilih Power Ranger dan Ultraman, pahlawan saya ketika itu.
Mungkin tidak
jauh berbeda dengan Anda. Mungkin menjadikan sosok fiksi di televisi, yang
tampil setiap akhir pekan, sebagai pahlawan. Entah itu Batman, Superman,
Robinhood, atau Megaloman. Ada pula yang menjadikan Doraemon dan Sailormoon
sebagai pahlawan.
Tak jarang saya
melihat teman-teman kecil saya kala itu menunjukkan gaya bak pahlawan idolanya.
Mereka mengangkat tangan kanan dan tangan kiri di sisi badan. Mereka berdiri
memikul pinggang bak Ultraman. Mereka memutar-mutar tongkat kecil bak
Sailormoon. Mereka memutar badan sambil berseru “Berubah!”
Tanpa
menjelaskan lebih jauh di tulisan ini, yang jelas kontruksi kepahlawanan telah
dibentuk sejak kecil. Lewat TV, lewat cerita-cerita komik, lewat bentuk-bentuk
budaya massa lainnya, sosok pahlawan asing telah tertanam di kepala. Seiring
dengan kesadaran, pahlawan asing tadi mulai bergeser. Pahlawan dalam hidup ini
ialah orangtua atau orang-orang yang berjasa membesarkan diri. Pahlawan dalam
keagamaan tak lain ialah Nabi Muhammad (agama Islam).
Mana mungkin
saya menerka-nerka pahlawan politik dalam waktu yang singkat. Mana mungkin saya
memahami kepahlawanan tokoh politik dari jejak rekam di media massa semata
untuk menjatuhkan pilihan kala pemilihan presiden kelak sebelum saya tahu apa
yang dikorbankan dalam hidup mereka bagi kehidupan bernegara ini.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.