Pembangunan Infrastruktur Lamban - Penyokong utama pendistribusian barang
masih belum memadai. Pembaharuan jalur, renovasi bandara, hingga pembukaan
jalur baru tidak urung diselesaikan. Lambannya pembangunan infrastruktur ini
mengakibatkan perkembangan ekonomi juga melamban.
Di beberapa ruas jalur utama, seperti
Jalur Pantai Utara, masih banyak lubang. Apalagi nadi perekonomian Pulau Jawa
itu kerap banjir, sehingga mengganggu ritme dan frekuensi pendistribusian
barang. Belum lagi persoalan buruknya jalur dan buruknya layanan di luar Pulau
Jawa.
Pengamat Ekonomi asal UGM, A Tony
Prasetianto, menilai, seperti tertera di kolom Kompas, Senin (19/05), buruknya
jalur Pantura menyebabkan tingginya biaya logistik. Kondisi ini pula yang
menyebabkan laju inflasi semakin tinggi, khususnya di Pulau Jawa.
“Jika diasumsikan biaya transportasi
menyumbang 5 hingga 10 persen dalam proses produksi, potensi penurunan inflasi
bisa 0,35 persen hingga 1 persen. Sepertinya angka ini kecil, tetapi tetap
mengandung arti strategis dalam upaya menekan inflasi yang masih tinggi, 7,25
persen. Inflasi ideal untuk Indonesia adalah di bawah 5 persen,” tulis Kepala
Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM ini.
Pemangku kepentingan, seperti pebisnis
logistik, menilai, pemutakhiran jalur transportasi lama serta pembukaan jalur
baru akan membuka peluang daya saing. Artinya, masyarakat pedesaan dianggap
bisa bersaing dengan masyarakat nonpedesaan maupun masyarakat asing. Guna
menghadapi pasar bebas ASEAN tahun depan, 2015, Asosiasi Logistik dan
Forwarder, seperti diberitakan Kompas, Senin (19/05), negara ini perlu
mereformasi infrastruktur dan hal-hal terkait lainnya.
Masih mengutip Kompas, masalah pembangunan infrastruktur sudah terdeteksi.
Masalahnya ialah pembiayaan. Kerjasama pemerintah dan pihak swasta merupakan
satu cara mengatasi masalah tersebut.
Pintu gerbang “kebebasan ekonomi”
se-ASEAN akan digelar tahun depan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tanpa
persiapan atau pembekalan pengetahuan maupun kesadaran mau tidak mau harus siap
menghadapi pasar bebas tersebut. Komoditas dan pertukaran uang akan jauh lebih
cepat karena percepatan interaksi pelaku bisnis di Tanah Air dengan pelaku
bisnis negara ASEAN lainnya.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.