Review Film Libertarias: Perempuan Anarkis - Revolusi anarkis
membahana di Spanyol, Juli 1938. Simbol-simbol kegamaan Kristen hancur.
Salib-salib berantakan di jalanan. Tempat-tempat ibadah berantakan. Agamawan
ketakutan.
Di sebuah
gereja, para suster menapaki kakinya dengan cepat. Wajah mereka suram.
Perempuan yang menghabiskan usianya untuk badi kepada Tuhan seutuhnya itu
mencari celah penyelamatan diri.
Salah seorang
suster di antara mereka, Suster Maria, takut akan situasi. Takut akan tindakan
brutal kelompok-kelompok anarkis (anarko). Di antara kelompok itu terdapat
kelompok gerilya perempuan. Perempuan menggunakan senjata, demi kebebasan dan
kesetaraan.
Anarko
mendatangi gereja-gereja dan merusak properti gereja. Bagi Suster Maria, tak
ada cara lain menyelamatkan diri kecuali berusaha bersembunyi. Bersembunyi
identitas, bersembunyi aktivitas, dan sebisa mungkin bersembunyi diri.
Suster Maria
gagal menemukan persembunyian. Meski Suster Maria telah berusaha bersembunyi ke
tempat prostitusi dan menjadi pelaku protitusi, ia tetap ditemui oleh kelompok
gerakan anarkis.
Suster Maria
dipaksa ikut bergabung. Tanpa negosiasi. Tanpa pola kaderisasi. Ia dipaksa
bertransformasi pikiran, dari hubungan manusia-Tuhan menjadi manusia-manusia,
dari transendental menjadi realistik, dari religiusitas menjadi materialisme.
Di tengah-tengah
pertempuran dengan kelompok antikomunis, di Zaragoza, Suster Maria harus
berhadapan dengan kenyataan. Kekerasan terjadi di mana-mana. Pembunuhan
berdarah. Gedung-gedung rusak. Bahkan, prostitusi juga terjadi di tengah-tengah
gerilyawan gerakan anarkis.
Peristiwa
inderawi (pengalaman) Suster Maria seperti itu justru semakin menguatkan
batinnya untuk kembali kepada Tuhan. Tanpa peribadahan. Tanpa simbolik. Penguatan
hanya dilakukan di dalam batinnya sendiri.
Batin itu terus
berlanjut sampai kelompok gerakan anarkis kalah. Sampai orang kepercayaannya di
kelompok tersebut tewas. Suster Maria bergumam, berdoa, di sisi jenazah,
tentang keberadaan Tuhan.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.