ilustrasi (foto: blogspot) |
Islam Aboge, Islam Tradisional Jawa Tengah - Bau tanah di Pulau Jawa sudah barang
tentu berbeda dengan tanah di India. Bau tanah di India sudah barang tentu
berbeda dengan tanah di Papua. Begitu pula kebiasaan (budaya) manusia yang
menginjaki tanah-tanah tersebut. Hanya saja, nilai yang terkandung di dalam
kebudayaan itu mungkin saja sama.
Begitulah kira-kira ilustrasi pengantar
keberagaman Islam di Indonesia. Ada pembeda yang didasari kebudayaan. Ada
peleburan nilai kepercayaan di dalam tradisi.
Tradisi masih kentara meski
ajaran-ajaran Islam telah lama masuk suatu wilayah. Hal ini, salah satunya,
terbukti dengan adanya ragam Islam tradisi, yakni Islam Aboge.
Penamaan Islam Aboge bermula dari
penyebutan pers terhadap umat Islam Aboge. Pelaku pers tersebut berkunjung dan
bertanya perihal kalender umat Islam Aboge dalam menjalankan ritual keagamaan
maupun aktivitas ekonomi. Atas pertanyaan itu, istilah “Aboge” muncul dari
singkatan Alif Rabu Wage. Alif Rabu Wage ini merupakan bagian tata penghitungan
kalender. Karena kebiasaan menyingkat istilah, lantas pers menyebut “Aboge”
yang merujuk pada umat Islam yang memercayai tata penghitungan kalender dari
Alif Rabu Wage tersebut.
Secara subtansial, umat Islam Aboge
meyakini adanya keesaan Tuhan. Keyakinan tidak hanya terletak pada tanda-tanda
alam semesta semata, melainkan juga pada ajaran-ajaran. Karena itu Islam Aboge
tidak lupa melantunkan shalawatan, terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad. Hanya
saja, pembeda Islam Aboge ialah penanggalan (waktu). Islam Aboge menggunakan
kalender Jawa Islam yang diciptakan pada 8 Juli 1633 Masehi atau 1 Muharam 1043
Hijriyah, pada era pemerintahan Mataram Islam.
Berdasarkan studi sementara salah
seorang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, untuk kepentingan bahan tugas
akhir, menyatakan, letak perbedaan lainnya ialah ketiadaan shalat. Umat Islam
Aboge tidak melaksanakan shalat 5 waktu seperti umat Islam pada umumnya.
Islam Aboge berada di beberapa kabuaten
di Jawa Tengah. Di antaranya Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga.
Namun belum diketahui secara pasti apakah pengikut Islam Aboge juga menyebarkan
keyakinannya hingga ke luar daerah-daerah tersebut. Bukan tidak mungkin
pengikut ajaran ini menyebarkan keyakinannya akibat adanya perkawinan
antarpenduduk.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.