Review Film Suspect X: Alibi dan Cinta - Seorang ibu dan
anaknya membunuh seorang pria. Pembunuhan bermula dari ancaman yang dilakukan
oleh si korban kepada kedua perempuan itu. Akibat perlawanannya, ibu dan anak
itu akhirnya mengikatkan tali ke leher si korban hingga si korban tidak
bernafas.
Cerita
pembunuhan berkembang karena pembunuhan tersebut diketahui oleh tetangga. Si
tetangga, ahli matematika yang mengajar di sebuah universitas, awalnya hanya
mendengar kegaduhan di kamar tetangganya. Suara itu menarik perhatiannya,
hingga ia menanyakan langsung.
“Siapa?” tanya
Hanaoka ketika mendengar ketukan pintu, begitu fase awal film Suspect X ini. “Saya Ishigami, tetangga sebelah,”
jawab sang tetangga. Selanjutnya Ishigami bertanya perihal kondisi di dalam
kamar, apakah semua baik-baik saja atau ada kegaduhan yang benar-benar
membutuhkan pertolongan.
“Hanya kecoa,”
kata Hanaoka. Namun, dengan keyakinannya, karena melihat wajah Hanaoka
berantakan, Ishigami mengintai dan memastikan, “Itu bukan kecoa,” kata
Ishigami.
Guna membantu
Hanaoka, menghilangkan jejak pembunuhan, Ishigami membangun alibi. Alibi
dibangun secara cermat dan rapi.
Dengan
kemampuannya berpikir matematis, Ishigami mampu mengelabui investigator dari
kepolisian. Setiap kali polisi melakukan penyelidikan perihal kematian korban
dan setiap kali polisi menanyai Hanaoka polisi mengarahkan konklusi sesuai
harapan Ishigami.
Ibarat pepatah
“sebaik-baiknya menyimpan bangkai akhirnya akan tercium juga”. Alibi mulai
tercium setelah ahli fisikawan, Masaharu Fukuyama, teman lama Ishigami, mulai
terbawa arus penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.
Fukuyama melihat
tanda-tanda keanehan di dalam diri Ishigami. Mulai dari pernyataan Ishigami,
“Aku iri melihat dirimu yang tampak awet muda”, “Naik gunung terakhir kalinya”,
“Pengemis berada di luar lingkungan sosial umumnya meski berada di
tengah-tengah”, dan pernyataan lainnya.
Fukuyama dan
Ishigami menjadi dua orang yang berteman yang saling adu strategi. Ishigami
berusaha menguatkan alibinya dengan kecerdasan membangun logika yang diterapkan
di dalam ilmu matematikanya. Di sisi lain Fukuyama berusaha merusak dan
mengetahui strategi itu dengan kecerdasan sinergisitas di dalam ilmu fisika.
“Mana lebih sulit, menemukan masalah yang tak terpecahkan atau memecahkan
masalah hingga menemukan jawaban?” kata Fukuyama kepada Ishigami, bermaksud
ingin mengadu kecerdikannya.
Di akhir film
berdurasi 2 jam ini semua persoalan diakhiri dan dijawab dengan mudah secara eksplisit. Ishigami akhirnya dipenjara. Hanaoka menyesali perbuatannya.
Sementara Fukuyama menjadi pemenang dalam adu kecerdikan tersebut, setelah
menceritakan analisisnya kepada Ishigami perihal alibi yang dibangunnya
tersebut. “Siapa yang mengira dirinya mampu mencintai seseorang sedalam itu,”
kata Fukuyama kepada salah seorang polisi, mengenang motif di balik usaha
pembangunan alibi Ishigami.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.