ARTIKEL PINTASAN

Saturday, July 5, 2014

Perubahan


 
Louis Van Gaal (foto: blogspot)
Perubahan - Perubahan bagi Karl Marx adalah proses mencari apa yang hakikat. Marx menyebut perubahan itu dengan istilah dialektika. Hakikatnya, menurut Marx, dialektika merupakan penelusuran lewat pertentangan-pertentangan. Dengan pertentangan, perubahan akan menyebabkan apa yang lebih baik.
Tokoh sosial lainnya, Max Webber, berujar bahwa perubahan terjadi karena ketidaksesuaian. Jika ada ketidaksesuaian yang dipaksakan terus terjadi, maka makin terpuruklah situasi dan kondisinya.
Konsep perubahan atau praktik dialektika pun terdapat di dalam sepak bola. Bukan cuma dilakukan oleh pemain, melainkan juga sang pelatih. Pelatih adalah juru mudi. Pelatih adalah masinis bagi deretan pemain. Pelatih pula yang menentukan formasi gerbong-gerbong di belakangnya.
Louis Van Gaal, pelatih tim nasional Belanda, seakan mengetahui betapa perubahan itu penting di dalam menerapkan taktik kala di lapangan hijau. Ia punya banyak cara mengubah strategi di lapangan hijau. Mengubah formasi, mengganti pemain, mengubah gaya, hingga memanfaatkan waktu dengan tepat. "Perubahan itu membawa keberuntungan," kata Louis van Gaal kala jumpa pers usai laga Belanda vs Meksiko, Minggu (29/06).
Pada sesi konfrensi pers tersebut pelatih yang akan menukangi Manchester United mulai musim depan itu menyatakan bahwa dalam pertandingan lawan Cicarito Cs melakukan tiga kali perubahan. Apa pasal? Val Gaal melihat kiper Meksiko terlalu tangguh, ditambah benteng pertahanan cukup rapat.
"Saya sebenarnya telah mengganti taktik 4-3-3. Kami berhasil menciptakan banyak peluang namun selalu digagalkan penyelamatan gemilang Ochoa (kiper Meksiko). Lalu saya menggunakan rencana B. Ini adalah cara pintar memanfaatkan jeda pertandingan," ujar mantan pelatih Barcelona itu.
Seperti apa yang dinyatakan Karl Marx, perubahan itu datang dari kondisi materi. Efektivitas perubahan pun didasarkan pada kondisi (dukungan) materi itu sendiri. Di dalam sepak bola, meteri adalah pemain. Begitu Van Gaal melihat materi Meksiko, penjaga gawang. Pada materi yang ia pegang, pemain timnas Belanda, juga menyambut positif strategi Val Gaal.
"Kami memiliki pelatih yang fantastis yang tahu dengan tepat pemain mana yang harus dimasukkan, tahu waktu yang tepat untuk memasukkannya ke lapangan. Jadi, apa yang dilakukannya fantastis," papar Arjen Robben, seperti dilansir dari situs FIFA.
puji Robben pada situs resmi FIFA.
Menghadapi Kosta Rika, materi yang dihadapi Van Gaal tak jauh berbeda dengan Meksiko. Kosta Rika memiliki kiper tangguh, Keylor Navas, penjaga gawang terbaik di ajang CONCACAF GOLD CUP 2009. Mungkin penjaga gawang Levante itu akan membuat Luois Van Gaal menyimpan banyak strategi cadangan...

Jogja, 5 Juli 2014

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes