ARTIKEL PINTASAN

Monday, July 14, 2014

Alasan Menunjukkan Kelemahan



timnas Jerman (blogspot)
Alasan Menunjukkan Kelemahan - Selalu saja ada alasan untuk menutupi kelemahan. Kira-kira begitu ungkapan awam memandang persoalan. Bagi mereka, alasan, yang merupakan hak otoritatif, layak digunakan untuk memaparkan apa yang sesungguhnya terjadi. Alasan seperti ini kadang bersifat defensif, kadang pula bersifat ofensif.
Bila melihat perjalan Jerman ke partai puncak Piala Dunia 2014, alasan suhu cuaca adalah alasan yang sifatnya defensif bagi Tim Berlin. Sebenarnya sama seperti keluhan negara-negara Eropa lainnya, bahwa suhu cuaca merupakan faktor naik atau turunnya performa para pemain. Suhu cuaca di Eropa dingin, sedangkan suhu cuaca di Brasil cukup panas, rata-rata lebih dari 30 derajat celcius.
Setelah Jerman melawan Ghana, sang pelatih, Joachim Loew, menyatakan bahwa suhu cuaca masih menjadi momok performa para pemain Jerman. Karena suhu pula mereka harus menerima kenyataan hasil seri. “Kami menjadi bermain terbuka dalam suhu seperti ini. Setelah unggul, kami ingin tetap padu, namun akhirnya mereka mencetak dua gol yang membuat kami menderita,” papar Joachim Loew, seperti dinukil laman FIFA.
Setelah pertandingan itu, pelatih yang selalu tampil necis itu memikirkan solusi. Masalah suhu cuaca bukan masalah taktik di lapangan, tapi baginya cukup berpengaruh di lapangan kala bertanding. Sebenarnya jauh-jauh hari Loew sudah memperkirakan masalah ini. Loew pernah berkunjung ke daerah-daerah di Brasil, di mana Jerman akan bertanding. Ternyata pertandingan melawan Ghana adalah batu sandung yang nyata atas perkiraannya tersebut. Yang jelas, Loew berpikir keras untuk mencari solusi agar pertandingan berikutnya tak seperti melawan Ghana. Entah seperi apa tekniknya yang diberi kepada para pemain, bisa jadi memberi pendingin suhu tubuh para pemain seperi apa yang dilakukan tim Inggris.
Nyatanya, kini Jerman mampu melangkah ke partai puncak. Jerman akan berhadapan tim asal Amerika Latin, Argentina, yang bersuhu cuaca serupa dengan Brasil. Keberhasilan Jerman ke puncak ini adalah keberhasilan Loew mengatasi sementara suhu cuaca. Bila dibandingkan Argentina, tentu anak didik Loew tidak lebih siap menghadang suhu panas di Brasil. Suhu berpihak pada Argentina.
Tak hanya suhu, masalah-masalah yang sifatnya sepele pun sesungguhnya tengah dihadapi tim-tim Eropa. Masalah itu di antaranya perbedaan kultural antara Brasil dan Jerman, perbedaan situasi akomodasi tim, hingga kondisi rumput pun tentu berbeda. Demikian pernyataan analis sepak bola dari ESPN, Alexi Lalas.
Yang jelas ialah masalah akomodasi beserta transportnya. Tim Jerman tidak akan menemui penginapan serupa situasi penginapan di negara asal mereka. Apabila mereka memesan makanan, tentu mereka berpikir makanan apa yang boleh dimakan, dengan batasan makanan yang diizinkan dari pengasuh asupan gizi tim. Bagaimana mereka memesan makanan pun berbeda dengan cara di Jerman. Begitu pula masalah transportasi, bahwa transportasi di Jerman lebih tegas akan waktu. Berbeda halnya di Brasil, karena kondisi jalanan dan kebiasaan supir di Brasil, meski transportasi tim dikelola oleh tim panitia khusus Piala Dunia.
Beda cerita pula di kubu Argentina. Meski hampir seluruh para pemain Argentina merumput di Eropa, benar cuaca bukan kendala berarti. Mereka justru bergelut dengan masa rehat. Argentina tidak memiliki masa rehat yang panjang seperti Jerman. Pasalnya, Argentina bertanding sehari setelah Jerman melawan Brasil. Jerman lebih unggul sehari masa rehat. Tidak hanya itu, Argentina juga telah menguras tenaganya untuk melawan Belanda beberapa hari yang lalu. Argentina terpaksa melewati babak tambahan, bahkan sampai adu pinalti, kala melawan The Orange. Tentu stamina jadi musuh yang harus diatasi tim Argentina.
Banyaknya alasan dari tim Jerman menunjukkan banyaknya kelemahan Der Panser kala menghadapi Argentina, seperti paparan Joachim Loew dan analis ESPN tersebut. Seumpama pernyataan awam di atas tadi.

Jogja, 13 Juli 2014

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes