ARTIKEL PINTASAN

Saturday, May 24, 2014

Suka Burung


 
ilustrasi Burung Garuda (Foto: Blogspot)
Suka Burung - Secara sadar atau tidak sadar perilaku memelihara hewan itu bentuk pernyataan bahwa tidak semua binatang buruk. Tidak semua sifat kebinatangan itu buruk. Selalu ada sisi yang layak diambil untuk diambil. Begitu pula mengapa hewan-hewan menjadi subjek di dalam cerita anak atau sejenisnya. Begitu pula mengapa hewan dimasukkan ke dalam teks-teks keagamaan. Begitu pula mengapa hewan-hewan menjadi simbol-simbol sosial.
Suatu kali saya bertanya kepada teman saya, Rudyana Ginanjar, seorang penyair. “Kau suka binatang apa?” kata saya sebagai pernyataan awal, sembari saya menyeruput teh manis, sore hari.
“Suka burung,” jawab teman saya. “Kenapa burung?” saya bertanya lagi. “Kenapa? Alasannya, burung itu bebas,” jawab teman saya dengan menunjukkan wajah pemikirnya.
Dia menjelaskan bahwa selain kebebasan burung juga punya semangat kerja, etos kerja yang tinggi. “Kalau diperhatiin, kalau buat sangkar pasti turun dari pohon mengambil rumput atau apalah. Terus balik lagi ke pohon. Gitu terus, naik turun sampai selesai kan,” kata dia menjelaskan dengan memeragakan tangan naik turun.
Saya teringat atas simbol negara ini, Burung Garuda. Sama halnya seperti negara-negara lain, yang menggunakan simbol burung sebagai lambang negara, di antaranya Rusia. Burung Garuda sejalan dengan cita-cita pendiri bangsa. Republik Indonesia ingin bebas dan mandiri. Republik yang ingin terbang gagah, bebas, dan lihai di masa depan seperti burung garuda.

Saya bilang kepada teman saya, “Ingat, burung itu buang air sembarangan. Malah kadang jatuh ke kepala manusia.”

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes