ARTIKEL PINTASAN

Sunday, February 9, 2014

Robocop, si Robot Detektif




Alex Murphy bersama dr Dannett (Foto: Blogspot)
(Review Film) Robocop, si Robot Detektif Amerika merupakan negera yang mampu mengusung keunggulan di dalam setiap  film-film. Bearawal dari kesuksesan film Metropolis, dirilis pada 1927, hingga terakhir Transformer. Rata-rata film tersebut mengunggulkan Negeri Paman Sam, sebagai negara asal para sineas.
Terabaru, film robot kembali diusung tangan-tangan sineas Hollywood, yakni Robocop. Film yang mulai tayang pekan perdana Februari di studio-studio XXI ini mengisahkan kepiawaian Amerika dalam menciptakan robot. Bukan sembarang, melainkan robot sebagai polisi.
Bermula dari upaya kreatif lembaga kepolisian Detroit, Robocop lantas diciptakan untuk membantu tugas-tugas kepolisian. Lembaga tersohor itu mengubah Alex Murphy menjadi robot polisi robocop. Alex berperawakan robot lantas dikenal sebagai detektif Murphy. Ia mampu mendeteksi kejahatan, melacak keberadaan, hingga menganalisis kondisi kekebalan seseorang. Cipta karya canggih robot itu berkat kejeniusan dr Dannet Norton. “Kita masukkan semua data kejahatan yang ada di kepolisian ke dalam sistem Murphy,” begitu pesan terakhir salah satu awak kepolisian Detroit, sebelum detektif Murphy diluncurkan ke publik.
Di peluncuran, detektif Murphy mampu menunjukkan kepiawaiannya mendeteksi penjahat di tengah-tengah keramaian. Sebelum beraksi di tengah keramaian tersebut, sang detektif berperawakan robot itu menatap sang istri, Clara Murphy, bersama sang buah hati, David Murphy. Sang detektif tidak lagi memandang orang terkasih tersebut dengan hati. Dua orang terkasih sang detektif pun terabaikan demi tugas negara. Lantas ia beraksi, menangkap Tomas King, buronan polisi yang berada di tengah-tengah keramaian tersebut.
Sukses dengan penangkapan pertama, misi-misi polisi selanjutnya diserahkan kepada detektif Murphy. Satu kali target buronan mampu ditangani dengan mudah. Dua kali target buronan pun masih mudah. Tiga kali pun masih mudah. Selanjutnya, detektif Murphy bertindak di luar perintah kepolisian Detroit.
Akibat melihat peristiwa kengerian atas kondisi anaknya, detektif Murphy lantas benar-benar di luar kendali Detroit. Ia melacak kejahatan yang pernah dialaminya sendiri. Ia mencari pelaku-pelaku di balik kejatahan itu, suatu kejahatan percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
Dari pelacakan berantai, detektif Alex Murphy akhirnya mampu mengungkap kejahatan terselubung di tubuh lembaga Detroit. Suatu kejahatan korupsi besar. Sekelompok penjahat yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya itu dimotori oleh oknum-oknum di lembaga Detroit. Oknumnya ialah Sellars, Kepala Detroit. Di balik usaha penangkapan Sellars, sang detektif terancam dilumpuhkan lewat sistem yang dikendalikan Sellars. Beruntung, sang dokter Dannett  masih berpihak kepada Alex Murphy karena mengetahui bagaimana kekhawatiran  keluarga Murphy. Berkat bantuan sang dokter, detektif Murphy mampu membunuh  sendiri si otak korupsi di Detroit.
Seperti ending film-film Hollywood pada umumnya, film yang disutradarai Jose Padilha ini menunjukkan ending bahagia. Anak, istri, dan sang robot detektif Alex Murphy mampu berkumpul kembali. Meski kekhawatiran sang istri masih menjadi asa keluarga, apakah Alex Murphy masih memiliki hati? Sementara kepolisian Detroit bangga akan sang detektif Murphy. “Inilah masa depan kepolisian Amerika,” begitulah penutup film bergenre sci-fi action ini.


Aktor/aktris: Jay Baruchel, Michael Keaton, Jackie Earle, Samuel L. Jackson, Joel Kinnaman, dan Abbie Cornish.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes