Alex Murphy bersama dr Dannett (Foto: Blogspot) |
Terabaru, film
robot kembali diusung tangan-tangan sineas Hollywood, yakni Robocop. Film yang mulai tayang pekan
perdana Februari di studio-studio XXI ini mengisahkan kepiawaian Amerika dalam
menciptakan robot. Bukan sembarang, melainkan robot sebagai polisi.
Bermula dari
upaya kreatif lembaga kepolisian Detroit, Robocop lantas diciptakan untuk
membantu tugas-tugas kepolisian. Lembaga tersohor itu mengubah Alex Murphy
menjadi robot polisi robocop. Alex berperawakan robot lantas dikenal sebagai
detektif Murphy. Ia mampu mendeteksi kejahatan, melacak keberadaan, hingga
menganalisis kondisi kekebalan seseorang. Cipta karya canggih robot itu berkat
kejeniusan dr Dannet Norton. “Kita masukkan semua data kejahatan yang ada di
kepolisian ke dalam sistem Murphy,” begitu pesan terakhir salah satu awak
kepolisian Detroit, sebelum detektif Murphy diluncurkan ke publik.
Di peluncuran,
detektif Murphy mampu menunjukkan kepiawaiannya mendeteksi penjahat di
tengah-tengah keramaian. Sebelum beraksi di tengah keramaian tersebut, sang
detektif berperawakan robot itu menatap sang istri, Clara Murphy, bersama sang
buah hati, David Murphy. Sang detektif tidak lagi memandang orang terkasih
tersebut dengan hati. Dua orang terkasih sang detektif pun terabaikan demi
tugas negara. Lantas ia beraksi, menangkap Tomas King, buronan polisi yang
berada di tengah-tengah keramaian tersebut.
Sukses dengan
penangkapan pertama, misi-misi polisi selanjutnya diserahkan kepada detektif
Murphy. Satu kali target buronan mampu ditangani dengan mudah. Dua kali target
buronan pun masih mudah. Tiga kali pun masih mudah. Selanjutnya, detektif
Murphy bertindak di luar perintah kepolisian Detroit.
Akibat melihat
peristiwa kengerian atas kondisi anaknya, detektif Murphy lantas benar-benar di
luar kendali Detroit. Ia melacak kejahatan yang pernah dialaminya sendiri. Ia
mencari pelaku-pelaku di balik kejatahan itu, suatu kejahatan percobaan
pembunuhan terhadap dirinya.
Dari pelacakan
berantai, detektif Alex Murphy akhirnya mampu mengungkap kejahatan terselubung
di tubuh lembaga Detroit. Suatu kejahatan korupsi besar. Sekelompok penjahat
yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya itu dimotori oleh
oknum-oknum di lembaga Detroit. Oknumnya ialah Sellars, Kepala Detroit. Di
balik usaha penangkapan Sellars, sang detektif terancam dilumpuhkan lewat
sistem yang dikendalikan Sellars. Beruntung, sang dokter Dannett masih berpihak kepada Alex Murphy karena mengetahui
bagaimana kekhawatiran keluarga Murphy. Berkat
bantuan sang dokter, detektif Murphy mampu membunuh sendiri si otak korupsi di Detroit.
Seperti ending
film-film Hollywood pada umumnya, film yang disutradarai Jose Padilha ini
menunjukkan ending bahagia. Anak, istri, dan sang robot detektif Alex Murphy
mampu berkumpul kembali. Meski kekhawatiran sang istri masih menjadi asa
keluarga, apakah Alex Murphy masih memiliki hati? Sementara kepolisian Detroit
bangga akan sang detektif Murphy. “Inilah masa depan kepolisian Amerika,”
begitulah penutup film bergenre sci-fi
action ini.
Aktor/aktris: Jay Baruchel, Michael Keaton, Jackie
Earle, Samuel L. Jackson, Joel Kinnaman, dan Abbie Cornish.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.