ilustrasi (blogspot) |
Nama di Dunia Online - Nama menyimpan
harapan dan makna. Harapan itu seumpama doa. Diucap berkali-kali agar menembus
batas alam bawah sadar si pendengar. Lebih dari itu, harapan juga ingin
disampaikan kepada ruang metafisis agar harapan dapat terwujud. Nama terbentuk
atas dasar pemaknaan yang dikontruksi oleh pemberi nama, beranjak dari konteks
lalu pada nilai-nilai yang melampaui konteks tersebut..
Tetapi itu semua
akan sirna bila kita memaknai secara ahistoris, melepaskan konteks pembentukan
nama. Nilainya menjadi makna yang bergantung pada si pemaknanya. Bagi sebagian
orang, nama hanya persoalan yang tidak penting, seakan kata Shakespeare,
“Apalah arti sebuah nama,” (toh perkataan penyair Inggris itu berada pada
konteks percintaan, dan Shakespeare bukanlah orang timur).
Kecenderungan
orang Indonesia, sebagai masyarakat timur, peduli pada nama. Tradisi pemberian
nama kepada anak, misalnya, dianggap keseriusan. Begitu juga dengan nama-nama
toko, misalnya “Toko Jaya Abadi”.
Apabila kita
memahami nama-nama portal media online (dalam jaringan, disingkat daring), maka
nama tidak hanya mengedepankan harapan dan makna. Pembentukannya mengedepankan
keterpautan terhadap penelusur (Google Search/Yahoo Search).
Kita akan sebut
satu per satu nama-nama media online yang tergolong media mainstream online. Detik, Merdeka, Viva, dan Okezone. Keempatnya dibentuk untuk
menamai media online mereka, sementara di luar itu media online menggunakan
nama media inang (cetak), seperti Tempo
dan Kompas.
Kita ambil satu
di antara empat nama itu, Merdeka (www.merdeka.com). Di mesin penelusur
jauh-jauh hari telah “akrab” dengan kata “merdeka” serta keterkaitan kata itu. Di
antaranya, “hari merdeka”, “hari kemerdekaan”, “arti merdeka”, “sejarah
kemerdekaan”, dan lainnya. Kata itu sering dicari oleh siswa yang mencari tugas
sekolah terkait kemerdekaan. Setiap tahun kata itu menjadi obrolan utama kala
momentum Dirgahayu RI. Pembuktiannya, secara teknis, Google Keywordtool
menyediakan layanan keterkenalan suatu kata.
“Kami beruntung
juga karena berdirinya Merdekadotkom sesuai momentum pemilihan gubernur
Jakarta, yang dimenangi Joko Widodo,” kata Didik, pemimpin redaksi Merdeka,
pada suatu acara yang diadakan Kabar3
(www.kabar3.com), November 2013.
Agar mampu
bertahan di tengah daya saing mesin penelusur, nama pada dunia online patut
mengedepankan keterkenalan. Ia bukan hanya harapan dan makna visi misi.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.