ARTIKEL PINTASAN

Saturday, November 9, 2013

Perpustakaan Batu Api, Klasik dan Jadoel dengan Laptop




Perpustakaan Batu Api (Foto: Dok Batu Api)
Perpustakaan Batu Api, Klasik dan Jadoel dengan LaptopBarang-barang jadoel dan suasana klasik. Begitulah gambaran di dalam ruangan kecil berukuran 3x5 meter, bernama Perpustakaan Batu Api. Barang-barang jadoel tersebut berupa buku, film, hingga pernak-pernik. Alunan musik instrumen klasik meramaikan telinga, seperti Beethoven, Mozart, sampai komponis yang seakan terdengar klasik seperti komponis klasik seperi Henry Cow dan Kitaro.
Buku-buku berjajar rapi di tiap dinding. Berderet nama penulis-penulis tersohor hingga penulis-penulis bak buah pentil (baru jadi) ada di sana. Semuanya disewakan, kurang lebih seharga ongkos naik angkot sekali jalan per bukunya. Semakin lama waktu pinjaman tentu akan semakin mahal. Begitulah, relatif murah tarif buku-buku di Perpustakaan Batu Api.
Jika mencari buku lama dari penulis lama barangkali tidak terpajang di hamparan rak setinggi 3 meter. Ada pertimbangan khusus mungkin mengapa buku-buku tertentu itu tidak dipajang di rak, melainkan di sudut tertentu atau di wadah tertentu. Misalnya saja koleksi buku Pramoedya Ananta Toer, yang diletakkan di dalam lemari khusus berkaca, entah itu terkait masa kelam peredaran buku-buku tokoh Lekra itu atau tidak. “Sebut aja, siapa penulisnya. Judulnya apa?” kira-kira begitu tawaran sang pemilik, Anton Solihin, jika pengunjung sedang mencari buku-buku jadoel tertentu.
Hanya beberapa compact disk (CD/DVD) film klasik yang terpajang di sudut-sudut tertentu. Selebihnya tersimpan entah di mana. Selain koleksi CD/DVD, ada banyak kapasitas memori yang digunakan untuk menyimpan koleksi softfile film. Berbagai genre ada di sana, seperti romance, sejarah, politik, hingga humor. Ada beragam jenisnya, mulai dari drama hingga dokumenter. Selain itu, ada pula film tertentu untuk kalangan tertentu, misalnya buah tangan sineas ternama Tinto Brass. Sinema-sinema mancanegara ada, seperti sinema Korea, Jepang, Iran, Prancis, hingga India. Tapi itu bukan sembarang sineas. Tentu dengan kualifikasi kualitas ala sang pemilik, alumnus program studi sejarah itu, menyimpan koleksinya. Sebut saja salah satunya Bande a Part buah tangan Jean Luc Godard. Salah duanya sebut saja Secangkir Kopi Pahit buah tangan anak negeri sendiri, Teguh Karya.
Di suatu ruangan yang kadang menjadi tempat menjijikkan banyak orang pun ada benda tradisional. Menambah kesan klasik dan jadoel. Ruangan itu tak lain adalah toilet. Di ambang pintu toilet terdapat sendal kayu. Begitu masuk ke dalam, jangan harap mendapati gayung plastik atau sejenisnya terhampar di dalam air tampungan. Tidak ada gayung plastik kecuali gayung batok kelapa. Meski tempat membuang hajat, besar dan kecil, itu diracik sedemikian jadoel, kebersihan tetap jadi andalan suasana toilet. Letaknya tepat di sebelah bagian belakang perpustakaan yang berada di Jatinangor, Sumedang, itu.
Meskipun berusaha jadoel dan klasik, si pemiliknya, sepasang kekasih Anton Solihin dan Arum, tetap duduk menghadapi komputer jinjing (laptop) di depan meja kerjanya. Di meja yang selalu menjadi tempat pencatatan nama peminjam dan tetamu, si pemilik ditemani komputer jinjing dan speaker (pengeras suara).

Ingin lebih jelas tentang Perpustakaan Batu Api, silakan baca di portal berita Bisnis Jabar.

Atau silakan masuk ke grup facebook Perpustakaan Batu Api.

Share this:

1 comment :

  1. Batu api. Udah lama gak berkunjung kesini hahahaha. Oh iya kesan pertama pas mau gabung ke perpus ini agak 'horror' gara-gara pas masuk disuguhi lagu yang aneh wkwk. Konyol kalo diinget-inget :))

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes