sampul film Hugo (blogspot) |
Ulasan Film Hugo: Waktu - Jam sebagai
penanda waktu. Ia hanya melekat di dinding. Ia hanya dibiarkan begitu saja.
Tanpa disadari si empu jam dinding. Begitulah waktu, terabaikan. Akibat
keterabaian itu, ketika mengingat kembali, muncul ungkapan, “Wah, sudah hari
Minggu lagi ya. Perasaan baru aja kemarin hari Minggu.”
Dalam film Hugo,
waktu adalah cita-cita. Tokoh utama film Hugo menghabiskan waktu di dalam jam
kota. Hugo Cabret (Asa Butterfield), si aktor utama, pemuda bocah berusia 12
tahun, hidup di tengah-tengah kebesaran jam kota tersebut. Menandakan dia
berada di dalam keterkurangan waktu.
Cita-citanya
hanya menemukan suatu benda, pelengkap automaton –sejenis robot tanpa energi. Sebelum
ayah Hugo meninggal, automaton menjadi tugas mereka berdua untuk menjadikan
automaton bergerak. Pada suatu peristiwa –tanpa jelas sebab-musababnya,
sehingga membuat film ini berplot buruk- ayah Hugo meninggal. Hugo pergi dari
rumahnya, dibawa pamannya ke dalam bangunan jam kota. Hugo membawa automaton.
Di sanalah, Hugo bercita-cita menyelesaikan automaton menjadi sempurna.
Cita-cita adalah
impian. Impian itu dicapai dengan berbagai cara, berbagai ketentuan, dan banyak
waktu. Impian merupakan kepuasan diri. Di sisi lain, impian bisa menjadi
bumerang bagi diri. Bagi Hugo, impiannya adalah impian ayahnya. Berbagai cara
dan banyak waktu ia selalu gunakan untuk melengkapi automaton.
Hugo (kanan), ayahnya (kiri), dan automaton (tengah) |
Banyak hal-hal
transendal dalam kehidupan Hugo. Hal yang tak bisa dinalar manusia. Semacam
suatu kebetulan. Kebetulan itu, misalnya, si A pergi ke kantor membawa jeruk
dan apel dan si B juga melakukan hal yang sama dengan jumlah jeruk dan apel
yang sama. Tanpa pemberitahuan sebelumnya. Keduanya bertindak seolah-olah telah
berjanji membawa apel dan jeruk ke kantor dalam jumlah yang sama. Begitu pula
Hugo, pertemuannya dengan tokoh-tokoh lain serba kebetulan –secara strategi
plot fiksi, kebetulan sangat menjemukan karena seolah-olah pembuat fiksi tidak
kreatif.
Serbakebetulan itu
dapat disadari dengan waktu. Hugo hanyalah anak kecil yang sukses meraih impian
dengan melewati banyak peristiwa serbakebetulan.
Catatan: karena resensi
film Hugo telah dimuat di Wikipedia, silakan baca resensi lengkapnya di
Wikipedia.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.