ARTIKEL PINTASAN

Wednesday, July 24, 2013

Habis Takut Sanksi Terbitlah Tiga Klub Inggris




FIFA (Foto: BBC)

Sebelum Tim Nasional Belanda menjajal, pada Juli 2013 ini tiga klub elit Eropa, Liga Inggris, mengunjungi Indonesia, sebuah negara berpenduduk 260 juta jiwa lebih.  Jumat, 12 Juli 2013, Arsenal mendarat di Indonesia. Beberapa hari berselang, tepatnya 15 Juli 2013, giliran Liverpool mendarat di Indonesia untuk menjajal kelemahan Tim Nasional Indonesia. Selanjutnya, Chelsea datang pada 23 Juli 2013, yang akan bertanding pada Kamis, 25 Juli 2013.
Tiap-tiap klub mengklaim bahwa Indonesia merupakan basis penggemar terbesar mereka. Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, dalam lawatannya ke Stadion Utama Gelora Bung Karno berkagum-ria, “Kami kagum  fans kami di sini (Indonesia). Seperti berada di rumah sendiri (stadion Anfiled).” Rodgers mengakui, berdasarkan jumlah ternyata jumlah pendukung Liverpool di Indonesia melebihi warga Liverpool di Inggris. Senada dengan Rodgers, promotor kedatangan Arsenal ke Indonesia, Wahju Prasetya, selaku perwakilan dari M-Pro Sport & Entertainment, "Saat ini Indonesia menjadi basis penggemar Arsenal terbesar di luar Inggris.”
Pada tahun 2012 PSSI menyatakan, ada tawaran pertandingan persahabatan melawan klub di Indonesia maupun klub nasional Indonesia dari klub-klub papan atas di Eropa. Juventus, Arsenal, Liverpool, dan AS Roma dikabarkan menyiapkan kedatangannya ke Indonesia. Klub Eropa itu telah bersiap-siap, mempersiapkan diri selama setahun (2012-2013) sebelum jadwal keberangkatan. “Mudah-mudahan saja kita tidak dikenai sanksi oleh FIFA. Sayangkan laga-laga akbar itu kalau kita kena sanksi,” papar salah seorang pengurus PSSI.
Bila suatu negara terkena sanksi berat FIFA, negara yang dikenai sanksi tidak boleh mengikuti laga-laga internasional. Lama sanksi tergantung keputusan FIFA. Bila FIFA memberi sanksi berat itu selama lima tahun, maka negara itu tidak diperkenankan bertanding di ajang-ajang internasional, termasuk para pemainnya. Apabila ada pemain yang mengabdi di luar negeri, para pemain asal negara yang dikenai sanksi itu pun ikut menderita, sebab secara otomatis akan dibekukan oleh FIFA.
Jauh sebelum masa kedatangan Arsenal, Liverpool, dan Chelsea ke Indonesia, FIFA (badan tertinggi persatuan sepak bola dunia) sempat membuat surat peringatan kepada pengurus lembaga persatuan sepak bola Indonesia. Kala itu ada dualisme, perseteruan antara PSSI utama dengan PSSI tandingan –lebih jauh tentang peseteruan di kubu PSSI, silakan telusuri sendiri.
Di awal perseteruan, di kala Sekjen PSSI masih Nugraha Besoes, tepatnya Rabu (02/03/11), pertama kalinya PSSI siap-siap menerima keputusan terkait sanksi. “Kita masih tunggu keputusan resmi dari FIFA,” kata Nugraha Besoes.
Pada Desember 2011 FIFA menerima aduan La Nyalla M mengenai polemik PSSI. Dengan santai FIFA merespon surat itu, sebaiknya masalah itu diselesaikan melalui mediasi dan arbitrase. Akibat surat-menyurat ini, PSSI semakin (seolah-olah) ketakutan. Pasalnya, FIFA memberi tenggat sekitar tiga bulan lebih, tepatnya 22 Maret 2012, kepada PSSI guna menyelesaikan persoalan PSSI. Apabila tiada hasil pada tenggat waktu yang telah diberi, FIFA akan memberi sanksi.
Namun, kala itu (seolah-olah) masalah sepak bola di Indonesia semakin mendebarkan di internal FIFA. FIFA akan membentuk rapat khusus, Senin 26 Maret 2012, terkait sanksi yang akan diterima. Lagi-lagi FIFA seakan-akan tarik-ulur masalah sepak bola di Indonesia. FIFA mengulur waktu dengan mengundur jadwal rapat khusus tersebut menjadi 29-30 Maret 2012. Setelah itu FIFA tidak menunjukkan sebagai badan sepak bola tertinggi yang memiliki otoritas baik. FIFA malah acapkali mengundur, menunda, dan berlama-lama dengan pemberian sanksi.
Seolah-olah Indonesia tidak mempunyai modal kekuatan untuk bertahan di lingkungan badan sepak bola tertinggi di dunia itu. Kala itu para pemangku jabatan PSSI seakan-akan selalu menunjukkan kepanikan di muka publik kala mendengar “akan disanksi..akan disanksi”. Para pengurus PSSI seakan-akan tidak memahami bahwa FIFA sesungguhnya takut memberi sanksi kepada badan sepak bola indonesia itu. Apa benar pengurus-pengurus itu tidak tahu atau memang ada skandal besar di ranah FIFA?

Tapi kini publik tahu bahwa ketiadaan pemberian sanksi FIFA itu jelas terkait dengan kedatangan klub-klub elit Liga Inggris.

Share this:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.

 
Back To Top
Copyright © 2014 Fredy Wansyah. Designed by OddThemes