ranjau paku (foto: blogspot) |
Ranjau Paku - Siang tadi, Senin (29/07/2013), sekitar pukul 15.00 WIB, saya melintasi jalur under pass Senen, dari Cempaka menuju Senen. Dari Cempaka Putih menuju Kebon Sirih. Saat berada di lampu merah Atrium Senen laju motor menjadi tidak normal. Roda belakang motor seakan terganjal sesuatu. Saya melihat roda belakang. Hasilnya,roda ban ternyata kempes. Dalam hati saya, “Pasti terkena jebakan bat alias ranjau paku.”
Ban malang itu
pun saya cek. Meraba-raba ban, mencari paku yang terselip. Akhirnya ketemu.
Paku kecil telah menancap. Mencabut paku itu cukup sulit. Butuh alat cungkilan.
Pernah suatu ketika, saat ban juga terkena ranjau paku, penambal ban
mengatakan, “Kalau ban kempes, sebaiknya langsung dicari apakah benar terkena ranjau
paku. Paku itu harus segera dicabut. Kalau tidak dicabut, tambalan ban bisa
lebih dari satu. Tusukan paku bisa tembus kalau motor dipaksa jalan.”
“Pergilah kau,”
sahutku di dalam hati kala paku telah berhasil dicabut. Tidak jauh dari lampu
merah, penambal ban telah menanti. Sekitar 50 meter dari perempatan lampu merah
Atrium Senen. Saya menuntun motor menuju tambal ban tersebut.
Sambil menuntun
saya berpikir, “Saat siang jelang sore memang rawan ranjau paku di under pass Senen.
Apalagi jam pulang kerja. Saya lalai, seharusnya tidak lewat situ.”
“Bang, tambal,”
saya berujar kepada penambal ban. Penambal itu langsung menyiapkan peralatan
dan mengerjakan apa yang harus dikerjakan, mengobati tusukan dahsyat ranjau
paku.
Jalur itu kerap
saya lewati di kala masa-masa awal bermukim di Jakarta. Akibatnya, pergi ke tambal
ban sudah jadi langganan. Kala itu hampir setiap bulan saya membayar penambal
ban. Ranjau paku telah akrab di motor saya. Dari “kebiasaan” itu pula saya
memprediksi, jam kerja jalur under pass Senen rawan ranjau paku.
Tambalan
selubang harus mengeluarkan uang Rp10.000. Bayangkan apabila setiap bulan
terkena ranjau paku dengan total 5 lubang. Alokasi uang untuk itu mencapai
Rp50.000. Apabila ban sudah sering terkena tusukan dahsyat ranjau paku, maka
ban harus diganti. Sering terkena ranjau paku setiap bulan menyebabkan ban
harus diganti pula. Sekali ganti ban (dalam) bisa dikenai Rp30.000 – Rp45.000.
Itu artinya, alokasi dana tidak terduga khusus untuk ranjau paku mencapai
Rp100.000 – Rp150.000 per bulan.
Sering memang
terkena ranjau paku. Sering pula saya kesal. Tapi saya tidak menganggap bahwa
penebar ranjau paku itu salah seutuhnya. Mereka mencari nafkah. Hanya saja, cara
mereka membuat orang lain (korban ranjau paku) kesal. Pengendara (korban) butuh
waktu, tetapi ranjau paku membuat waktu terbuang sia-sia.
Saya menganggap,
ranjau paku hanyalah segelintir cara orang mencari nafkah yang menyebabkan
orang lain kesal. Ada banyak cara-cara lainnya di luar sana yang menyebabkan
orang lain kesal. Ada banyak tanda yang harus dibaca dari keberadaan ranjau
paku.
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.