ilustrasi, lukisan "Soul of Mexico" (Dipublish oleh |
Cerita Bijak "Menilai" - Dua orang pemuda yang saling bersahabat tengah
menghabiskan waktu sorenya di toko buku terkenal. Mereka sama-sama membaca
rak-rak buku yang mereka senangi.
Dua jam kemudian.
Si A: Kamu beli apa?
Si B: Aku beli buku ini (sambil menunjukkan buku di tangannya).
Si B: Aku beli buku ini (sambil menunjukkan buku di tangannya).
Si A: Bagus gak?
Si B: Gak tahu. Kayaknya bagus. Aku suka sama covernya.
Si B: Gak tahu. Kayaknya bagus. Aku suka sama covernya.
Si A: Hey, inget gak kata orang bule, dont judge by
the cover.
Si B: Lu tau gak, cover itu menunjukkan isi. Cover
yang bagus menandakan isinya bagus.
Si A: (Manggut-manggut).
Si B: Kamu beli apa?
Si A: Beli ini (menunjukkan sampul belakang buku
yang ia pegang).
Si B: Wah, penulis ternama. Terkenal bagus tuh
tulisan-tulisannya.
Si A: Iya dong. Aku juga udah baca kata
pengantarnya. Kayaknya bagus.
Si B: Kamu tahu gak, di Jawa ada istilah nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
Si A: Yang artinya, melawan tanpa pasukan, menang
tanpa merendahkan.
Si B: Betul.
Si B: Betul.
Seminggu kemudian
Si B: Ah, asem tuh buku. Gak kayak apa yang aku
kira.
SI A: Jadi, masih menilai buku dari sampulnya?
(menggerakkan kedua alisnya).
Si B: Buku yang kamu beli gimana?
Si A: Walah, apa yang dibahas berat banget. Gak
ngerti aku. Isinya susah dipahami.
SI B: So, bermanfaat gak? (menepuk-nepuk pundak si
A).
SI A: Hm...(manggut-manggut). Ternyata aku ngerti,
menilai itu bukan cuma sampe isi buku, apalagi sekadar sampulnya. Lebih dari
itu, makna dan faedahnya.
Si B: Cerdas kamu!
Si A: Eit, kamu menilai aku cerdas itu termasuk
menilai sampulnya atau isinya?
Si B: Hm...(memegang dagu).
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.