Perubahan - Perubahan bagi
Karl Marx adalah proses mencari apa yang hakikat. Marx menyebut perubahan itu
dengan istilah dialektika. Hakikatnya, menurut Marx, dialektika merupakan
penelusuran lewat pertentangan-pertentangan. Dengan pertentangan, perubahan akan
menyebabkan apa yang lebih baik.
Tokoh sosial
lainnya, Max Webber, berujar bahwa perubahan terjadi karena ketidaksesuaian.
Jika ada ketidaksesuaian yang dipaksakan terus terjadi, maka makin terpuruklah
situasi dan kondisinya.
Konsep perubahan
atau praktik dialektika pun terdapat di dalam sepak bola. Bukan cuma dilakukan
oleh pemain, melainkan juga sang pelatih. Pelatih adalah juru mudi. Pelatih
adalah masinis bagi deretan pemain. Pelatih pula yang menentukan formasi
gerbong-gerbong di belakangnya.
Louis Van Gaal,
pelatih tim nasional Belanda, seakan mengetahui betapa perubahan itu penting di
dalam menerapkan taktik kala di lapangan hijau. Ia punya banyak cara mengubah
strategi di lapangan hijau. Mengubah formasi, mengganti pemain, mengubah gaya,
hingga memanfaatkan waktu dengan tepat. "Perubahan itu membawa
keberuntungan," kata Louis van Gaal kala jumpa pers usai laga Belanda vs
Meksiko, Minggu (29/06).
Pada sesi
konfrensi pers tersebut pelatih yang akan menukangi Manchester United mulai
musim depan itu menyatakan bahwa dalam pertandingan lawan Cicarito Cs melakukan
tiga kali perubahan. Apa pasal? Val Gaal melihat kiper Meksiko terlalu tangguh,
ditambah benteng pertahanan cukup rapat.
"Saya
sebenarnya telah mengganti taktik 4-3-3. Kami berhasil menciptakan banyak
peluang namun selalu digagalkan penyelamatan gemilang Ochoa (kiper Meksiko).
Lalu saya menggunakan rencana B. Ini adalah cara pintar memanfaatkan jeda
pertandingan," ujar mantan pelatih Barcelona itu.
Seperti apa yang
dinyatakan Karl Marx, perubahan itu datang dari kondisi materi. Efektivitas
perubahan pun didasarkan pada kondisi (dukungan) materi itu sendiri. Di dalam
sepak bola, meteri adalah pemain. Begitu Van Gaal melihat materi Meksiko,
penjaga gawang. Pada materi yang ia pegang, pemain timnas Belanda, juga
menyambut positif strategi Val Gaal.
"Kami
memiliki pelatih yang fantastis yang tahu dengan tepat pemain mana yang harus
dimasukkan, tahu waktu yang tepat untuk memasukkannya ke lapangan. Jadi, apa
yang dilakukannya fantastis," papar Arjen Robben, seperti dilansir dari
situs FIFA.
puji Robben pada
situs resmi FIFA.
Menghadapi Kosta
Rika, materi yang dihadapi Van Gaal tak jauh berbeda dengan Meksiko. Kosta Rika
memiliki kiper tangguh, Keylor Navas, penjaga gawang terbaik di ajang CONCACAF
GOLD CUP 2009. Mungkin penjaga gawang Levante itu akan membuat Luois Van Gaal
menyimpan banyak strategi cadangan...
Jogja,
5 Juli 2014
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.