Kemenangan Demi Kenangan Andreas Escobar - Awal Juli ini rakyat Kolombia mengenang kematian pahlawan lapangan hijau mereka, Andreas Escobar, pemain fullback tim nasional Kolombia era 90-an. Kenangan itu bertepatan pada lolosnya timnas Kolombia ke fase perempat final Piala Dunia 2014 di Brasil. Tuan rumah Brasil adalah batu sandung bagi Kolombia di fase KO perempat final ini.
Jika Kolombia mampu menghempaskan tuan rumah, bukan tidak mungkin rakyat Kolombia bergembira bak menjuarai Piala Dunia. Kolombia akan jadi tim unggulan. Gemuruh rakyat Kolombia era Andreas Escobar akan terulang.
Kala itu, Andreas Escobar Cs mampu menembus fase final di Piala Dunia 1994. Rakyat Kolombia bersorak-sorai merayakan kejayaan timnas mereka. Konflik Kolombia beristirahat sejenak, karena rakyat saling rangkul dan duduk bersama menyaksikan timnas mereka. Namun, pertandingan yang berlangsung di Amerika Serikat itu jadi luka bagi Andreas Escobar. Ia melakukan kesalahan fatal. Bermaksud menghalau laju bola, ia justru menceploskan bola ke gawang sendiri.
Kisah Andreas Escobar tersebut diangkat ke sebuah film dokumenter, The Two Escobar. Film persembahan ESPN ini mengenang heroisme Andreas Escobar, yang secara kebetulan besar di klub yang didirikan Pablo Escobar, Atletico National, yang jadi sarana cuci uang bagi Pablo Escobar.
Film yang digawangi Jeff dan Michael Z ini dimulai dengan paparan tentang Pablo Escobar. Pablo Escobar adalah kartel narkoba, gembong bisnis narkoba di Kolombia. Sosoknya bak mata uang, hidup dari kejahatan tapi mampu menghidupi manusia di sekitarnya. Ia dikenal murah hati untuk kehidupan di sekitarnya, tapi ringan tangan pula untuk siapa saja yang menghalangi bisnisnya.
Kehidupan rakyat Kolombia kala itu tidak kondusif. Kekerasan, kerusahan, dan pembunuhan terjadi di banyak tempat. Tumbuhnya bisnis narkoba diduga jadi dalang banyaknya pembunuhan di Kolombia. Kengerian itu sejenak terhenti kala timnas Kolombia melenggang mulus di Piala Dunia, bahkan di fase kualifikasi mampu menumbangkan Argentina dengan mudah. Pendapat legendaris Pele pun jadi legitimasi rakyat Kolombia, dan dunia umumnya, bahwa Kolombia merupakan kandidat kuat juara Piala Dunia 1994.
Sampailah pada perjudian kartel narkoba. Judi bola mampu memutar uang. Para pelaku kartel ini berani bertaruh untuk timnas Kolombia.
Pada akhirnya, Kolombia gagal di final. Gol satu-satunya di putaran final datang dari kaki Andreas Escobar. Namun, sentuhan bola Andreas Escobar justru melukai gawang sendiri. Pupus sudah harapan rakyat Kolombia. Pupus pula harapan Presiden Kolombia Cesar Gaviria, yang hadir pada putaran final itu. Remuk sudah harapan judi kartel narkoba.
Tak lebih dari hitungan sebulan, tepatnya 2 Juli, setelah pertandingan tersebut, Andreas Escobar mati diberondong peluru. Tak diketahui apa motif penembakan tersebut, meski pelaku telah ditangkap kepolisian Kolombia.
Dua puluh tahun telah berlalu, kematian Andreas Escobar mungkin jadi pecutan bagi James Rodriguez Cs. Semangat Escobar ada di timnas Kolombia. Mereka akan mendedikasikan kematian Escobar dengan kemenangan. Kemenangan untuk Andreas Escobar. "Laga ini mungkin akan ada banyak gol," kata pelatih Kolombia, Pekermen.
Jika Kolombia mampu menghempaskan tuan rumah, bukan tidak mungkin rakyat Kolombia bergembira bak menjuarai Piala Dunia. Kolombia akan jadi tim unggulan. Gemuruh rakyat Kolombia era Andreas Escobar akan terulang.
Kala itu, Andreas Escobar Cs mampu menembus fase final di Piala Dunia 1994. Rakyat Kolombia bersorak-sorai merayakan kejayaan timnas mereka. Konflik Kolombia beristirahat sejenak, karena rakyat saling rangkul dan duduk bersama menyaksikan timnas mereka. Namun, pertandingan yang berlangsung di Amerika Serikat itu jadi luka bagi Andreas Escobar. Ia melakukan kesalahan fatal. Bermaksud menghalau laju bola, ia justru menceploskan bola ke gawang sendiri.
Kisah Andreas Escobar tersebut diangkat ke sebuah film dokumenter, The Two Escobar. Film persembahan ESPN ini mengenang heroisme Andreas Escobar, yang secara kebetulan besar di klub yang didirikan Pablo Escobar, Atletico National, yang jadi sarana cuci uang bagi Pablo Escobar.
Film yang digawangi Jeff dan Michael Z ini dimulai dengan paparan tentang Pablo Escobar. Pablo Escobar adalah kartel narkoba, gembong bisnis narkoba di Kolombia. Sosoknya bak mata uang, hidup dari kejahatan tapi mampu menghidupi manusia di sekitarnya. Ia dikenal murah hati untuk kehidupan di sekitarnya, tapi ringan tangan pula untuk siapa saja yang menghalangi bisnisnya.
Kehidupan rakyat Kolombia kala itu tidak kondusif. Kekerasan, kerusahan, dan pembunuhan terjadi di banyak tempat. Tumbuhnya bisnis narkoba diduga jadi dalang banyaknya pembunuhan di Kolombia. Kengerian itu sejenak terhenti kala timnas Kolombia melenggang mulus di Piala Dunia, bahkan di fase kualifikasi mampu menumbangkan Argentina dengan mudah. Pendapat legendaris Pele pun jadi legitimasi rakyat Kolombia, dan dunia umumnya, bahwa Kolombia merupakan kandidat kuat juara Piala Dunia 1994.
Sampailah pada perjudian kartel narkoba. Judi bola mampu memutar uang. Para pelaku kartel ini berani bertaruh untuk timnas Kolombia.
Pada akhirnya, Kolombia gagal di final. Gol satu-satunya di putaran final datang dari kaki Andreas Escobar. Namun, sentuhan bola Andreas Escobar justru melukai gawang sendiri. Pupus sudah harapan rakyat Kolombia. Pupus pula harapan Presiden Kolombia Cesar Gaviria, yang hadir pada putaran final itu. Remuk sudah harapan judi kartel narkoba.
Tak lebih dari hitungan sebulan, tepatnya 2 Juli, setelah pertandingan tersebut, Andreas Escobar mati diberondong peluru. Tak diketahui apa motif penembakan tersebut, meski pelaku telah ditangkap kepolisian Kolombia.
Dua puluh tahun telah berlalu, kematian Andreas Escobar mungkin jadi pecutan bagi James Rodriguez Cs. Semangat Escobar ada di timnas Kolombia. Mereka akan mendedikasikan kematian Escobar dengan kemenangan. Kemenangan untuk Andreas Escobar. "Laga ini mungkin akan ada banyak gol," kata pelatih Kolombia, Pekermen.
-Jogja, sehari jelang Brasil vs Kolombia, 3 Juli 2014
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.