Mengulang Gol Tangan Tuhan - Kehidupan manusia dewasa hanyalah ulangan.
Begitu pandangan definitif kehidupan bagi neurolog psikoanalisis. Dasar hidup
seseorang telah ditentukan sejak kecil, paling tidak sebagai dasar kepribadian.
Sejak usia 4 tahun, sejak usia 5 tahun, atau sejak usia 6 tahun. Hal itu
bergantung proses pertumbuhan dan pengarahan dari orang-orang terdekat. Yang
pasti, ia terbentuk setelah dasar nafsu dan perilaku nafsu telah terbentuk, dan
mulai terbentuk pula penyeimbang dari nafsu-nafsu tersebut.
Ibaratnya negara Argentina adalah manusia, ia telah mengulang sejarah hidupnya pada
perhelatan akbar sepak bola di Brasil. Tahun 2014 yang terulang dari tahun
1986. Argentina mengulang kejayaan tim nasional lewat "tangan".
"Tangan" pertama pada saat Argentina menghadapi Inggris.
"Tangan" kedua saat Argentina menghadapi Belanda di fase semifinal
Piala Dunia 2014 Brasil.
Tim Nasional
(timnas) Argentina mengenakan jersey biru hitam. Sementara timnas Inggris
mengenakan seragam putih biru langit. Celana cukup ketat. Baju tampak agak
longgar. Penonton di tribun tak penuh.
1986
Di sisi
lapangan, sponsor-sponsor Piala Dunia terpampang. Berbahan serupa papan iklan.
Bukan iklan serupa layar televisi. Hanya terbuat dari bahan layaknya papan.
Semula
pertandingan biasa saja. Kedua tim saling kejar gol. Waktu babak pertama usai,
skor masih imbang tanpa gol, 0-0.
Pada menit 50,
salah satu pemain yang sedang mulai bersinar di kancah Eropa, Maradona,
mengocek bola dari jarak 2-3 meter kotak pinalti. Dua pemain Inggris dilewati.
Maradona mengirim bola ke rekannya, ke sisi kanan Maradona (sebelah kiri
pertahanan timnas Inggris). Pemain Inggris menghalau hasil umpan Maradona.
Pemain Inggris tersebut justru mengarahkan bola ke Maradona kembali, seolah
one-two. Maradona berlari ke sisi depan kiper. Maradona dan kiper Inggris
berebut bola yang terumpan cukup tinggi. Duel udara itu dimenangi Maradona,
mengaarahkan bola masuk ke gawang. Gol pertama pun tercipta. Maradona dan
rekannya berlari ke tepi lapangan, merayakan gol.
Selanjutnya,
Marado tampak menggocek bola. Dari jarak sekitar 8-10 meter dari luar kotak
pinalti tim Inggris. Dua pemain Inggris terlewati. Tiga, hinga lima pemain
terlewati. Tepat di depan penjaga gawang Inggris, Maradona melesakkan bola ke
gawang Inggris. Lagi, Maradona dan rekannya selebrasi gol, kedua. Selanjutnya,
jelang pertandingan usai, giliran timnas Inggris menceploskan bola. Lewat umpan
sisi kanan gawang timnas Argentina, umpan sundulan menghampiri pemain Inggris
yang berdiri bebas di bibir gawang Argentina. Kedudukan 1-2 untuk kemenangan
Tim Tango, sampai babak kedua usai.
Sampai Piala
Dunia edisi 2014 ini, masyarakat Argentina tetap mengenang pertandingan di
Estadio Azteca, Mexico City, pada 1986 itu. Mereka menyebutnya pertandingan
"Gol Tangan Tuhan" oleh Maradona.
2014
Masyarakat
Argentina mengulang sejarah, mengulang yang telah terjadi. Rasa haus gelar
timnas di kancah dunia dan situasi politik yang tak stabil, kini mereka
terfokus pada kaki dan tangan Tim Tango di Brasil. Keberhasilan Messi Cs hingga
fase final jadi luapan gerahnya situasi politik serta rasa haus yang telah lama
menjanggikiti tenggorokan masyarakat Argentina. Sampai-sampai, mereka seolah
mengulang hidup, bagai kepribadian manusia.
Dalam adu
tos-tosan, Argentina vs Belanda, di fase semifinal, masyarakat menyambut suka
cita kemenangan. Air seolah tiba di rasa keringnya tenggorokan. Tak lupa,
mereka memandang bahwa pahlawan timnas mereka jatuh pada sosok kiper, Sergio
Romero. Sang kiper mampu menahan dua tendangan pemain Belanda, Vlaar dan
Sneijder. Argentina pun lolos dari hadangan Van Persie Cs.
Argentina lupa bahwa baru saja terjadi krisis pada
2001, (situasi ekonomi) devaluasi, korupsi di ranah politik, juga kegagalan
(Piala Dunia) 1994, 1998, 2002, 2006, dan 2010. Rakyat (Argentina) turun ke
jalan-jalan guna merayakan kemenangan karena setelah 24 tahun akhirnya Messi,
Sabella, dan Romero menempatkan timnas Argentina di tempat timnas elite dunia.
Pernyataan itu
tertulis di headline koran nasional Argentina, tepatnya berita berjudul “Los
Manos de Dios”, sehari setelah pertandingan Argentina vs Belanda. Begitulah The
Guardian, Kamis (10/07), mengulas euforia kemenangan lewat "Gol Tangan
Tuhan" oleh Romero.
Situasi masih
sama. Rakyat Argentina belum pupus harapan. Belum usai pertandingan. Selangkah
lagi bisa saja timnas Argentina membawa pulang piala tertinggi di kancah
antarnegara itu. Kemenangan di laga final, melawan Jerman, hero baru Argentina
akan muncul kembali, seperti Maradona dan Romero. Kemenangan akan benar-benar
membawa pengulangan yang sempurna bagi Argentina, dari Maradona dan Romero.
Jogja, 11 Juli
2014
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Semoga komentar Anda menjadi awal silaturahmi, saling kritik dan saling berbagi.